Jumat, 30 November 2012

Maut dan Kematian


1. Kematian yang paling mulia ialah matinya para syuhada. (Asysyihaab)
2. Tidak ada sesuatu yang dialami anak Adam dari apa yang diciptakan Allah lebih berat daripada kematian. Baginya kematian lebih ringan daripada apa yang akan dialaminya sesudahnya. (HR. Ahmad)
3. Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat mati maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian. (HR. Ad-Dailami)
Penjelasan: Dia mati dengan mudah dan ringan pada saat sakaratul maut.
4. Janganlah seorang mati kecuali dia dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah. (HR. Muslim)
5. Janganlah ada orang yang menginginkan mati karena kesusahan yang dideritanya. Apabila harus melakukannya hendaklah dia cukup berkata, "Ya Allah, tetap hidupkan aku selama kehidupan itu baik bagiku dan wafatkanlah aku jika kematian baik untukku." (HR. Bukhari)
6. Cukuplah maut sebagai pelajaran (guru) dan keyakinan sebagai kekayaan. (HR. Ath-Thabrani)
7. Mati mendadak suatu kesenangan bagi seorang mukmin dan penyesalan bagi orang durhaka. (HR. Ahmad)
Penjelasan: Artinya, seorang mukmin sudah mempunyai bekal dan persiapan dalam menghadapi maut setiap saat, sedangkan orang durhaka tidak.
8. Tuntunlah orang yang menjelang wafat dengan ucapan Laailaaha illallah (maksudnya, agar dia mau meniru mengucapkannya). (HR. Muslim)
9. Tidak dibolehkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkabung atas suatu kematian lebih dari tiga malam, kecuali terhadap kematian suaminya, maka masa berkabungnya empat bulan dan sepuluh hari. (HR. Bukhari dan Muslim)
Penjelasan: Kematian ayah, ibu, saudara dan yang lain selain suaminya, masa berkabungnya tidak boleh melebihi tiga hari.
10. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, jenazah orang kafir berlalu di hadapan kami, apakah kami perlu berdiri?" Nabi Saw segera menjawab, "Ya, berdirilah. Sesungguhnya kamu berdiri bukanlah untuk menghormati mayitnya, tetapi menghormati yang merenggut nyawa-nyawa." (HR. Ahmad)
11. Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya. (HR. Bukhari dan Muslim)
12. Seorang mayit dalam kuburnya seperti orang tenggelam yang sedang minta pertolongan. Dia menanti-nanti doa ayah, ibu, anak dan kawan yang terpercaya. Apabila doa itu sampai kepadanya baginya lebih disukai dari dunia berikut segala isinya. Dan sesungguhnya Allah 'Azza wajalla menyampaikan doa penghuni dunia untuk ahli kubur sebesar gunung-gunung. Adapun hadiah orang-orang yang hidup kepada orang-orang mati ialah mohon istighfar kepada Allah untuk mereka dan bersedekah atas nama mereka. (HR. Ad-Dailami)
13. Allah mencatat ihsan (kebaikan) atas segala sesuatu. Apabila kamu membunuh hewan maka bunuhlah dengan cara yang baik dan jika kamu menyembelihnya sembelihlah dengan baik. Asahlah tajam pisau potong dan ringankan hewan potongnya. (HR. Muslim)
14. Janganlah kamu mengagumi amal seorang sehingga kamu dapat menyaksikan hasil akhir kerjanya (amalnya). (HR. Aththusi dan Ath-Thabrani)
15. Apabila seorang muslim wafat dan jenazahnya dishalati oleh empat puluh orang yang tidak bersyirik kepada Allah maka Allah mengijinkan syafaat (pertolongan) oleh mereka baginya (si mayit). (HR. Abu Dawud)
16. Percepatlah menghantar jenazah ke kuburnya. Bila dia seorang yang shaleh maka kebaikanlah yang kamu hantarkan kepadanya dan bila kebalikannya, maka sesuatu keburukan yang kamu tanggalkan dari beban lehermu. (HR. Bukhari)
17. Seorang mayit dapat disiksa (kubur) disebabkan tangisan keluarganya. (Mashabih Assunnah)
Penjelasan: Hal tersebut terjadi bila keluarganya menangisi mayit dengan berlebih-lebihan dan berteriak-teriak. Menangisi dengan wajar dari anggota keluarga yang ditinggalkan wafat sebenarnya dibolehkan dalam agama. Lalu kenapa si mayit yang harus menanggung akibatnya? Ini disebabkan karena sebelum wafatnya dia tidak pernah mengajarkan hal demikian.
18. Barangsiapa wafat pada hari Jum'at atau pada malam Jum'at maka dia terpelihara dari fitnah (siksa) kubur. (Abu Ya'la)
19. Janganlah mengingat-ingat orang-orangmu yang telah wafat, kecuali dengan menyebut-nyebut kebaikan mereka. (An-Nasaa'i)
20. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi Saw lalu bersabda: "Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul." (HR. Ath-Thabrani)
Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

Kitab Shalat di Masjid Mekkah dan Madinah


Bab Ke-1: Keutamaan Shalat di Masjid Mekah dan Madinah
613. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Tidak boleh dilakukan perjalanan (untuk mencari berkah) kecuali ke tiga masjid yaitu Masjidil-Haram (di Mekah), Masjid Nabawi (di Madinah), dan Masjidil-Aqsha (di Palestina)."
614. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Shalat di masjidku ini lebih baik daripada seribu shalat di masjid lain kecuali Masjidil Haram."
Bab Ke-2: Masjid Quba'
615. Nafi' mengatakan bahwa Ibnu Umar mengerjakan shalat dhuha kecuali dua hari, yaitu hari ketika dia tiba di Mekah. Sesungguhnya dia tiba di Mekah pada waktu dhuha, lalu thawaf di Baitullah. Kemudian mengerjakan shalat dua rakaat di belakang maqam (Ibrahim). Satu hari lagi ketika dia datang ke Masjid Quba'. Dia mendatanginya setiap Sabtu. Apabila masuk ke masjid, dia tidak suka keluar dari masjid itu sehingga shalat di dalamnya. Ia menceritakan bahwa Rasulullah mengunjungi masjid itu (setiap Sabtu) dengan berkendaraan dan berjalan kaki (lalu mengerjakan shalat dua rakaat di sana).[1] Ia berkata, "Sesungguhnya aku hanya berbuat sebagaimana yang diperbuat teman-temanku. Aku tidak melarang seorang pun mengerjakan shalat pada jam mana pun yang dikehendakinya baik siang maupun malam. Hanya saja jangan kamu sekalian bermaksud (shalat) pada waktu terbit dan waktu terbenam nya matahari.'"
Bab Ke-3: Mendatangi Masjid Quba' Setiap Hari Sabtu
(Aku berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagi dan dari hadits Ibnu Umar tadi.")
Bab Ke-4: Mendatangi Masjid Quba' dengan Berjalan atau Berkendaraan
(Aku berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ibnu Umar di muka.")
Bab Ke-5: Keutamaan Tanah Yang Ada di Antara Makam dan Mimbar
616. Abdullah bin Zaid al-Mazini mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Tanah yang ada di antara rumahku dengan mimbarku itu adalah suatu taman dari taman-taman surga."
Bab Ke-6: Masjid Baitul Maqdis
617. Abu Sa'id al Khudri r.a. (yang telah pernah turut berperang sebanyak dua belas kali bersama Nabi 2/220), menceritakan empat macam ajaran dari Nabi saw. Ia berkata, "(Dalam satu riwayat: Aku mendengar empat ajaran dari Nabi 2/249), yang sangat aku kagumi dan kunilai tinggi. Yaitu, beliau bersabda, 'Seorang wanita tidak boleh bepergian sendiri selama (perjalanan 2/294) dua hari, melainkan dengan suaminya atau dengan mahramnya. Tidak boleh melakukan puasa pada dua hari, yaitu pada hari raya Idul Fithri dan Idul Adha. Tidak boleh mengerjakan shalat sesudah dua shalat yaitu sesudah shalat subuh hingga matahari terbit, dan sesudah shalat ashar hingga matahari terbenam. Tidak boleh dilakukan perjalanan (untuk mencari berkah) kecuali hanya perjalanan ke tiga buah masjid, yaitu ke Masjidil Haram, Masjidil Aqsha, dan ke masjidku (ini).'"
-------------------------------------------------------------------------------- Catatan Kaki:
[1] Tambahan ini diriwayatkan secara mu'allaq oleh Imam Bukhari, dan diriwayatkan secara maushul oleh Imam Muslim (4/127).
Sumber: Ringkasan Shahih Bukhari - M. Nashiruddin Al-Albani - Gema Insani Press

Kamis, 29 November 2012

Kitab Umrah


Bab 1: Kewajiban Mengerjakan Umrah dan Keutamaannya
Ibnu Umar berkata, "Tiada seorang pun melainkan atas dirinya ada kewajiban mengerjakan haji dan umrah."[1]
Ibnu Abbas berkata, "Sesungguhnya ibadah haji itu kawan seiring dengan Umrah, sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Allah yang artinya, 'Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah itu karena Allah'."[2]
861. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Umrah ke umrah yang lain adalah menghapuskan dosa di antara keduanya. Haji yang mabrur itu tidak ada balasannya melainkan surga."
Bab 2: Mengerjakan Umrah Sebelum Mengerjakan Haji
862. Ikrimah bin Khalid mengatakan bahwa dia bertanya kepada Ibnu Urnar tentang umrah sebelum haji, lalu Ibnu Umar menjawab, "Tidak mengapa." Ikrimah berkata, "Ibnu Umar berkata, 'Nabi berumrah sebelum haji'."
Bab 3: Berapa Kali Nabi Mengerjakan Umrah?
863. Mujahid berkata, "Saya dan Urwah Ibnuz Zubair pernah masuk ke masjid, tiba-tiba di sana ada Abdullah bin Umar sedang duduk bersandar kamar Aisyah, dan orang-orang melakukan shalat dhuha di masjid. Lalu, kami bertanya kepada Ibnu Umar tentang shalat mereka itu. Dia menjawab, 'Bid'ah.'[3] Kemudian aku bertanya kepadanya, 'Berapa kalikah Nabi berumrah?' Ia menjawab, 'Empat kali, salah satunya dalam bulan Rajab.' Maka, kami tidak mau mengulangi lagi, dan kami mendengar bunyi gosok gigi Aisyah Ummul Mukminin di dalam kamar. Kemudian Urwah berkata, 'Wahai ibunda, tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan ayah Abdur Rahman?' Aisyah balik bertanya, 'Apa yang dikatakannya?' Urwah berkata, 'Ia berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah berumrah empat kali, salah satunya dalam bulan Rajab.' Aisyah berkata, 'Semoga Allah memberikan rahmat kepada Abu Abdurrahman (Ibnu Umar). Setiap beliau berumrah, ia selalu menyaksikannya. Beliau tidak pernah umrah dalam bulan Rajab."
864. Qatadah berkata, "Saya bertanya kepada Anas, 'Berapa kali Nabi mengerjakan umrah?' Ia menjawab, ' (Beliau mengerjakan umrah) empat kali, (semuanya pada bulan Dzulqai'dah, kecuali yang bersama hajinya), yaitu umrah dari Hudaibiyah pada bulan Dzulqai'dah ketika beliau dihalang-halangi kaum musyrik. Umrah pada tahun berikutnya dalam bulan Dzulqai'dah, sesuai dengan perjanjian damai dengan mereka, dan umrah Jira'nah, yaitu ketika membagi rampasan Hunain, (dan umrah bersama hajinya).' Saya (Qatadah) bertanya, 'Berapa kali beliau mengerjakan haji?' Ia menjawab, 'Satu kali.'"
865. Abu Ishaq berkata, "Aku bertanya kepada Masruq, Atha', dan Mujahid, lalu mereka berkata, 'Rasulullah melakukan umrah pada bulan Dzulqai'dah sebelum beliau mengerjakan haji.' Ia berkata, "Saya mendengar Bara' bin Azib berkata, 'Rasulullah berumrah dua kali pada bulan Dzulqai'dah sebelum beliau berhaji.'"
Bab 4: Berumrah pada Bulan Ramadhan
Bab 5: Mengerjakan Umrah Pada Waktu Bermalam di Hashbah dan Waktu Malam Selain Itu
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dari hadits Aisyah yang tertera pada nomor 178.")
Bab 6: Mengerjakan Umrah dari Tan'im
866. Abdurrahman bin Abu Bakar ra. mengatakan bahwa Nabi saw menyuruhnya memboncengkan Aisyah di belakangnya dan mengerjakan umrah dari Tan'im.
Bab 7: Berihram Umrah Sesudah Mengerjakan Haji Tanpa Memberikan Hadyu
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah yang tertera pada nomor 178.")
Bab 8: Pahala Umrah Itu Menurut Kadar Kelelahan Badan
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah yang diisyaratkan di atas.")
Bab 9: Orang yang Berumrah Apabila Sudah Berthawaf Umrah Kemudian Keluar, Apakah Itu Sudah Mencukupinya dari Mengerjakan Thawaf Wada'?
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah yang diisyaratkan di atas.")
Bab 10: Amalan-Amalan yang Dilakukan dalam Umrah Adalah Sebagaimana yang Dilakukan Dalam Haji
867. Ya'la bin Umayyah mengatakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi ketika beliau berada di Ji'ranah (waktu itu beliau mengenakan kain untuk berlindung, dan beliau disertai oleh beberapa orang sahabat 5/103) (Dalam satu riwayat: Tiba-tiba datanglah seorang Arab dusun) dengan mengenakan jubah dan di jubahnya ada bekas minyak, atau ia berkata: kekuning-kuningan [dalam satu riwayat: berlumuran dengan wewangian]), kemudian orang itu berkata, "Bagaimanakah yang engkau perintahkan kepadaku mengenai apa yang harus kukerjakan di waktu aku mengerjakan umrah?" (Nabi diam sejenak),[4] tiba-tiba Allah menurunkan wahyu kepada Nabi (dan dalam satu riwayat: lalu datanglah wahyu kepada beliau), lalu ditutuplah wajah Nabi dengan sehelai pakaian. Ya'la berkata, "Aku sendiri sebenarnya ingin sekali melihat wajah Nabi di saat beliau mendapatkan wahyu itu. Maka, Umar bertanya, 'Apakah engkau ingin melihat Nabi pada saat Allah menurunkan wahyu kepada beliau?' Aku menjawab, 'Ya.' (Lalu Ya'la datang sedang Rasulullah mengenakan pakaian yang digunakan untuk berlindung, lalu beliau memasukkan kepala beliau). Lalu, beliau menyingkap ujung pakaian itu dan aku melihat beliau. Tiba tiba wajah Nabi menjadi merah, mengeluarkan suara (saya kira ia berkata, "Bagaikan dengkur orang tidur"). Hal itu terjadi sesaat. Sesudah beliau sadar, beliau bertanya, 'Manakah orang yang bertanya tentang umrah tadi?' Lalu dicarilah orang itu, kemudian dibawa kepada beliau. Lalu, beliau bersabda, "Jika engkau hendak berumrah, maka lepaskanlah jubahmu dan bersihkanlah bekas wangiwangian dari dirimu dan pakaianmu. Bersihkanlah bekas kekuning-kuningannya. (Dalam satu riwayat: Adapun wewangian yang ada padamu, maka cucilah tiga kali, dan lepaskanlah jubahmu). Kemudian kerjakanlah dalam umrahmu itu sebagaimana apa yang engkau kerjakan dalam hajimu." (Saya bertanya kepada Atha', "Apakah yang beliau maksudkan dengan mencuci tiga kali itu membersihkannya?" Dia menjawab, "Ya.")
Bab 11: Kapankah Seseorang yang Berumrah Itu Bertahalul
Atha' berkata dari Jabir, "Nabi menyuruh para sahabatnya agar haji mereka diubah menjadi umrah, dan agar mereka melakukan thawaf, lalu memendekkan (menggunting) rambut, dan bertahalul."[5]
868. Abdullah bin Aufa berkata, "(Kami bersama Nabi ketika 3/69) mengerjakan umrah, dan kami pun mengerjakan umrah bersama beliau. Ketika beliau memasuki kota Mekah, maka beliau mengerjakan thawaf dan kami berthawaf pula bersama beliau (dan beliau mengerjakan dan kami pun shalat bersama beliau). Kemudian beliau menuju (dalam satu riwayat: mengerjakan sa'i antara) Shafa dan Marwah, dan kami menuju ke sana bersama beliau. Kami menutupi (melindungi) beliau dari anak-anak kaum musyrikin dan dari kaum musyrikin itu sendiri kalau-kalau mereka mengganggu Rasulullah (5/85). Seorang kawanku bertanya kepada Abdullah bin Abi Aufa, 'Apakah Nabi masuk ke dalam Ka'bah?' Ia menjawab, 'Tidak.' Sahabatku berkata, 'Ceritakanlah kepada kami apa yang beliau sabdakan mengenai Khadijah.' Ia berkata, "Beliau bersabda, 'Berilah kabar gembira kepada Khadijah bahwa ia akan memperoleh sebuah rumah di dalam surga yang terbuat dari bambu yang tidak beruas. Di dalamnya tidak terdapat keributan dan tidak pula ada kelelahan.'"
869. Abdullah mantan budak Asma' binti Abu Bakar mengatakan bahwa ia mendengar Asma' setiap kali melewati Hajun, ia mengucapkan, "SHALLALLAAHU ALAA MUHAMMAD" 'Semoga Allah melimpahkan rahmat atas Muhammad', sungguh kami telah singgah bersama beliau di sini. Kami pada hari itu lemah, kendaraan kami sedikit, dan bekal kami juga sedikit. Maka, berumrahlah saya, saudaraku Aisyah, Zubair, Fulan, dan Fulan. Ketika kami menyentuh Baitullah kami bertahalul, kemudian kami membaca talbiyah haji pada sore harinya."
Bab 12: Apa yang Diucapkan Oleh Seseorang Apabila Telah Kembali dari Menunaikan Ibadah Haji, Umrah, atau Peperangan
870. Abdullah bin Umar r.a. mengatakan bahwa apabila Rasulullah pulang dari perang atau haji atau umrah, beliau bertakbir pada setiap kali (naik 4/16) ke tempat yang tinggi (dalam satu riwayat: dataran tinggi) di bumi tiga kali takbir, kemudian beliau mengucapkan:
"LAAILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU, LAHUL MULKU WALAHULHAMDU, WAHUWA ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR, AAYIBUUNA (INSYA-ALLAH), TAA-IBUUNA, 'ABI DUUNA, SAAJIDUUNA, LIRABBINAA HAAMIDUUNA, SHADAQALLAAHU WA'DAHU, WANASHARA ABDAHU, WAHAZAMALAHZAABA WAHDAHU" "Tidak ada Tuhan melainkan Allah sendiri, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Kami kembali (insya Allah) bertobat, beribadah, sujud, dan memuji kepada Tuhan kami, Mahabenar Allah dalam janji-Nya. Dia menolong hamba-Nya, dan menghancurkan musuh-Nya sendirian)'."
Bab 13: Menyambut Orang Haji yang Baru Tiba dan Tiga Orang di atas Kendaraan
871. Ibnu Abbas r.a. berkata, "Ketika Nabi tiba di Mekah, beliau disambut oleh anak-anak kecil dari Banil Abdul Muthalib. Lalu, beliau membawa seorang di muka beliau dan yang lain di belakang beliau." (Dan dari jalan Ayyub, dia berkata, "Disebutkan tiga anak yang nakal di sisi Ikrimah, lalu ia berkata, 'Ibnu Abbas berkata, 'Rasulullah datang sambil membawa Qutsam di depan beliau dan Fadhl di belakang beliau, atau Qutsam di belakang beliau dan Fadhl di depan beliau. Maka, manakah di antara mereka yang nakal? Atau, manakah di antara mereka yang baik?'" 7/67-68).
Bab 14: Datangnya Orang Bepergian di Rumah pada Waktu Pagi
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ibnu Umar yang tertera pada nomor 760 di muka.")
Bab 15: Masuk Rumah pada Waktu Sore
872. Anas berkata, "Nabi tidak datang pada istrinya di malam hari (ketika pulang dari bepergian), beliau tidak masuk melainkan pada pagi atau sore hari."
Bab 16: Janganlah Seseorang Mengetuk Pintu Rumah Keluarganya (Pada Waktu Malam) Jika Telah Sampai di Madinah (Kotanya)
873. Jabir r.a. berkata, "Nabi melarang seseorang mengetuk pintu keluarganya pada malam hari." (Dalam satu riwayat: Beliau tidak menyukai seseorang datang dan mengetuk pintu keluarganya (pada waktu malam) 6/161. Dan dari jalan lain dari Jabir, ia berkata, "Rasulullah bersabda, 'Apabila seseorang dari kamu lama bepergian, maka janganlah ia mengetuk pintu keluarganya pada malam hari (ketika pulang).'"
Bab 17: Orang yang Mempercepat Kendaraannya Ketika Telah Sampai di Madinah (Kotanya)
874. Anas r.a. berkata, "Rasulullah apabila telah datang dari bepergian, lalu ia melihat pepohonan yang besar-besar kota Madinah, maka beliau mempercepat untanya. Dan, jika untanya merayap, maka digerak-gerakkannya (karena rindu kepada keluarga 2/224)."[6]
Bab 18: Firman Allah, "Masuklah Ke Rumah-Rumah Itu dari Pintu-Pintunya"
875. Al-Bara' r.a. berkata, "Ayat ini diturunkan mengenai keadaan kami. Kaum Anshar itu apabila mengerjakan haji (dalam satu riwayat: apabila telah melakukan ihram pada zaman jahiliah 5/ 157), kemudian setelah datang dari haji, mereka tidak mau memasuki rumah mereka dari arah pintu rumah mereka, tetapi masuk dari arah belakang rumah. Kemudian ada seorang Anshar datang dari haji dan memasuki rumahnya dari pintu depannya. Kelihatannya orang tersebut diolok-olok oleh kawannya, kemudian turunlah ayat 189 surah al-Baqarah, 'WALAISAL BIRRA BI ANTA TA'TUL BUYUUTA MIN ZHUHUURIHA, WALAKINNAL BIRRA MANITTAQAA, WA' TUL BUYUUTA MIN ABWAABIHAA' 'Dan bukanlah kebaktian itu memasuki rumah-rumah dari belakangnya. Tetapi, kebaikan itu adalah kebaktian orang yang bertakwa. Masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya'.'"
Bab 19: Bepergian Itu Adalah Sepotong dari Siksa
876. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Bepergian itu adalah sepotong dari siksaan yang menghalangi seseorang dari kamu dari makannya, minumnya, dan tidurnya. Apabila ia telah menyelesaikan keperluannya, maka hendaklah ia segera (pulang) kepada istrinya."
Bab 20: Orang yang Bepergian Apabila Menganggap Penting Perjalanannya, Supaya Mempercepat Jalannya Agar Dapat Segera Pulang Kembali Kepada Keluarganya
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dari hadits Ibnu Umar yang tertera pada nomor 572.")

Kitab Tahajud


Bab Ke-1: Shalat Tahajud di Waktu Malam dan Firman Allah, "Dan pada sebagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu tambahan ibadah bagimu."
582. Ibnu Abbas berkata, "Apabila Rasulullah bangun pada malam hari, beliau selalu bertahajud. Beliau berdoa:
'Allaahumma lakalhamdu anta qayyimus (dan dalam riwayat mu'allaq:[1] Qayyamu 8/184) samawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, laka mulku (dan dalam satu riwayat: Anta rabbus) samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu, anta malikus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu, antal haqqu, wawa'dukal haqqu, waliqaa uka haqqun, waqauluka haqqun, wal jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wannabbiyuuna haqqun, wa muhammadun sallaahu 'alaihi wa sallama haqqun, wassa'atu haqqun. Allaahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa'alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wabika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu wamaa akhrartu, wamaa asrartu wamaa a'lantu, [wamaa anta a'lamu bihii minnii], antal muqaddimu wa antal muakhkhiru, (anta ilaahii 8/ 198), laa ilaaha illaa anta, au laa ilaaha (lii 8/167) ghairuka.'
'Ya Allah, bagi Mu segala puji, Engkau penegak langit, bumi dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah segala puji, kepunyaan Engkaulah kerajaan (dalam satu riwayat: Engkaulah Tuhan) langit, bumi, dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Pemberi cahaya langit dan bumi dan apa saja yang ada di dalamnya. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Penguasa langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu itu benar, bertemu dengan-Mu adalah benar, firman-Mu adalah benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam itu benar, kiamat itu benar. Ya Allah, hanya kepada-Mulah saya berserah diri, kepada-Mulah saya beriman, kepada-Mu saya bertawakal. Kepada-Mu saya kembali, kepada-Mu saya mengadu, dan kepada-Mu saya berhukum. Maka, ampunilah dosaku yang telah lampau dan yang kemudian, yang saya sembunyikan dan yang terang-terangan, dan yang lebih Engkau ketahui daripada saya. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengemudiankan. (Engkaulah Tuhanku 8/198), tidak ada tuhan melainkan Engkau, atau tiada tuhan (bagiku 8/167) selain Engkau'."
Mujahid[2] berkata, "Al-Qayyuum artinya yang mengurusi segala sesuatu." Umar[3] membaca "Al-Qayyaam", dan keduanya adalah benar.
Bab Ke-2: Keutamaan Melakukan Shalat Malam
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Umar yang tersebut pada '91 -AT-TA'BIR /25 - BAB'.")
Bab Ke-3: Panjangnya Sujud dalam Melakukan Shalat Malam
583. Aisyah berkata, "Rasulullah shalat (malam) sebelas (dan dalam satu riwayat: tiga belas 2/52) rakaat. Memang begitulah shalat beliau. Beliau sujud dalam shalat nya itu untuk satu kali sujud selama seseorang dari kamu membaca kira-kira lima puluh ayat sebelum beliau mengangkat kepalanya. Beliau biasa melakukan shalat (sesudah mendengar azan subuh) dua rakaat yang ringan dan (sebelum shalat subuh) sehingga aku bertanya-tanya, 'Apakah beliau membaca al-Faatihah?' (2/53). Kemudian beliau berbaring di lambungnya yang kanan, hingga datang orang memberitahukannya untuk shalat (subuh)."
Bab Ke-4: Meninggalkan Shalatullail untuk Orang Sakit
584. Jundub berkata, "Nabi sakit, maka beliau tidak mendirikan shalat satu malam atau dua malam."
585. Jundub bin Abdullah berkata, "Jibril tidak mendatangi Nabi, kemudian ada seorang wanita dari kaum Quraisy berkata, 'Setannya Muhammad terlambat datang kepada Muhammad (yakni agak lama tidak datang kepada beliau).' Kemudian turunlah ayat, 'Wadhdhuhaa wal-laili idzaa sajaa. Maa wadda'aka Rabbuka wamaa qalaa.'"
Bab Ke-5: Anjuran Nabi dengan Sangat untuk Mengerjakan Shalatullail dan Shalat-Shalat Sunnah lain, Tetapi Tidak Mewajibkannya
Nabi saw. mengetuk pintu Fatimah dan Ali pada suatu malam untuk shalat.[4]
586. Aisyah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah meninggalkan amal padahal beliau senang untuk mengamalkannya, karena takut manusia mengamalkannya lalu difardhukan atas mereka. Saya tidak (pernah melihat Rasulullah 2/54) melakukan shalat sunnah seperti shalat sunnah dhuha, dan sesungguhnya saya mengerjakannya."[5]
Bab Ke-6: Berdirinya Nabi dalam Shalat Malam Sehingga Kedua Kakinya Bengkak
Aisyah berkata, "Nabi biasa melakukan shalat malam hingga bengkak kedua kaki beliau."[6]
587. Mughirah bin Syu'bah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah bangun untuk shalat sehingga kedua telapak kaki atau kedua betis beliau bengkak. Lalu dikatakan kepada beliau, 'Allah mengampuni dosa-dosamu terdahulu dan yang kemudian, mengapa engkau masih shalat seperti itu?' Lalu, beliau menjawab, 'Apakah tidak sepantasnya bagiku menjadi hamba yang bersyukur?'"
Bab Ke-7: Orang yang Tidur di Waktu Sahar (Dini Hari Menjelang Subuh)
588. Masruq berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah, 'Apakah amal yang paling disukai Nabi?' Ia menjawab, 'Amal yang dilakukan secara terus-menerus.' (Dalam satu riwayat: 'Amal yang paling disukai Rasulullah ialah yang dilakukan oleh pelakunya secara konstan/ajeg.' 7/181). Lalu aku bertanya lagi, 'Kapan beliau bangun?' Aisyah menjawab, 'Apabila telah mendengar kokok ayam.'" (Dalam satu riwayat: 'Apabila mendengar kokok ayam, beliau bangun lalu mengerjakan shalat)
589. Aisyah berkata, "Pada waktu sahar (dini hari menjelang subuh) aku tidak menjumpai beliau (Nabi) di tempatku kecuali dalam keadaan tidur."
Bab Ke-8: Orang yang Bangun pada Waktu Sahar Tetapi Tidak Tidur Sehingga Mengerjakan Shalat Subuh
(Aku berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Anas bin Malik yang tercantum pada nomor 322.")
Bab Ke-9: Lamanya Berdiri dalam Shalatullail
590. Abdullah (bin Mas'ud) r.a. berkata, "Aku shalat bersama Nabi pada suatu malam, maka beliau senantiasa berdiri sehingga aku bermaksud dengan buruk." Ditanyakan (kepada Abdullah), "Apakah yang Anda maksudkan?" Ia menjawab, "Aku bermaksud duduk dan membiarkan Nabi."
Bab Ke-10: Cara Shalat Nabi dan Berapa Rakaat Shalat Beliau pada Waktu Malam
591. Masruq berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah tentang shalat malam Rasulullah.' Aisyah menjawab, 'Adakalanya tujuh, sembilan, dan ada kalanya sebelas rakaat, selain dua rakaat fajar.'"
592. Aisyah berkata, "Nabi biasa melakukan shalat malam tiga belas rakaat, termasuk witir dan shalat fajar dua rakaat."
Bab Ke-11: Shalat Malam Nabi, Tidurnya, serta Mengenai Apa yang Dihapuskan dari Shalat Malam Itu, dan Firman Allah, "Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada waktu siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak)." (al-Muzzammil: 1-7)
Firman Allah, 'Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu. Karena itu, bacalaah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah. Maka, bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu, niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan paling besar pahalanya." (al-Muzzammil: 20)
Ibnu Abbas r.a. berkata, "Nasya'a berarti berdiri, menggunakan bahasa Habasyah.[7] Witha'an berarti merasa cocok dengan Al-Qur'an, lebih mengesankan pada pendengaran, pandangan, dan hati.[8] Dan, liyuwaathi'uu berarti mendapat kecocokan."[9]
593. Anas berkata, "Rasulullah tidak berpuasa dalam satu bulan sehingga aku menduga beliau tidak puasa pada bulan itu. Beliau berpuasa dalam bulan lain sehingga aku menduga bahwa beliau tidak berbuka sedikit pun darinya. Jika kamu ingin melihatnya shalat tengah malam, kamu akan dapat melihatnya. Dan, jika kamu ingin melihatnya tidur, kamu juga bisa melihatnya."
Bab Ke-12: Ikatan Setan pada Tengkuk (Leher) Jika Seseorang Tidak Shalat Malam
594. Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Setan mengikat tengkuk salah seorang di antara kamu pada waktu tidur dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatan dikatakan, 'Bagimu malam yang panjang, maka tidurlah.' Apabila ia bangun dan ingat kepada Allah, maka lepaslah satu ikatan. Jika ia berwudhu, maka terlepaslah satu ikatan (lagi). Dan, jika ia mengerjakan shalat, maka terlepaslah seluruh ikatannya. Ia memasuki pagi hari dengan tangkas dan segar jiwanya. Jika tidak, maka ia masuk pagi dengan jiwa yang buruk dan malas."
Bab Ke-13: Jika Seseorang Tidur dan Tidak Shalat Malam, Maka Setan Telah Kencing di Telinganya
595. Abdullah berkata, "Disebutkan di sisi Nabi bahwa ada seorang laki-laki yang selalu tidur sampai pagi tanpa mengerjakan shalat (malam). Lalu beliau bersabda, 'Setan telah kencing di telinganya.'"
Bab Ke-14: Berdoa dan Shalat pada Akhir Malam
Allah berfirman, "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah." (adz-Dzaariyaat: 17-18)
596. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, 'Tuhan kita Yang Mahasuci dan Mahatinggi turun ke langit dunia[10] setiap malam ketika tinggal sepertiga malam yang akhir dengan berfirman, 'Siapakah yang mau berdoa kepada-Ku lalu Aku kabulkan? Siapakah yang mau meminta kepada-Ku lalu Aku kabulkan? Siapa yang mau meminta ampun kepada-Ku lalu Aku ampuni?'"
Bab Ke-15: Orang yang Tidur di Permulaan Malam dan Menghidupkan (Yakni Bangun untuk Shalatullail) pada Akhir Malam Itu
Salman berkata kepada Abud Darda' r.a., "Tidurlah." Kemudian pada akhir malam, Salman berkata, "Bangunlah." Nabi saw bersabda, "Salman benar."[11]
597. Al-Aswad berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah, 'Bagaimanakah shalat Rasulullah di malam hari?' Ia menjawab, 'Beliau tidur pada permulaan malam, dan bangun di akhir malam, lalu shalat. Kemudian kembali ke tempat tidur beliau. Apabila muadzin mengumandangkan azan, maka beliau melompat. Jika beliau mempunyai keperluan, maka beliau mandi. Jika tidak, maka beliau berwudhu dan keluar.'"
Bab Ke-16: Berdirinya Nabi di Waktu Malam dalam Bulan Ramadhan dan Bulan Iainnya
598. Abu Salamah bin Abdurrahman mengatakan bahwa ia bertanya kepada Aisyah, "Bagaimanakah shalat Nabi di bulan Ramadhan?" Aisyah menjawab, "Rasulullah baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lain tidak pernah menambah atas sebelas rakaat, yaitu beliau shalat empat rakaat. Namun, jangan kamu tanyakan lagi tentang baik dan panjangnya. Kemudian beliau shalat empat rakaat (lagi), dan jangan kamu tanyakan lagi tentang baik dan panjangnya. Lalu, beliau shalat tiga rakaat. Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum witir?' Beliau menjawab, 'Wahai Aisyah, kedua mataku tidur, tetapi hatiku tidak tidur.'"
Bab Ke-17: Keutamaan Bersuci dan Shalat Sesudah Wudhu di Waktu Malam dan Siang
599. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi pernah bersabda kepada Bilal pada waktu subuh,[12] "Hai Bilal, coba ceritakan kepadaku amal yang paling kamu sukai dalam Islam. Karena aku mendengar bunyi terompahmu di hadapanku di surga." Bilal berkata, 'Tidak ada amal yang paling kusukai melainkan apabila aku selesai berwudhu pada waktu siang ataupun malam, melainkan aku shalat dengan wudhu itu, seberapa dapat aku kerjakan."
Bab Ke-18: Tidak Disukai Memberatkan Diri Sendiri dalam Beribadah
600. Anas bin Malik r.a. berkata, "Nabi masuk, tiba-tiba ada tali membentang antara dua tiang masjid. Beliau bertanya, 'Tali apakah ini?' Mereka menjawab, 'Ini adalah tali Zainab. Apabila ia letih, maka ia bergantung (bersandar) padanya.' Lalu Nabi bersabda, 'Tidak, lepaskan tali itu. Hendaklah salah seorang di antaramu shalat secara tangkas. Apabila letih, maka duduklah.'"
Bab Ke-19: Makruh Meninggalkan Shalat di Waktu Malam bagi Orang yang Sudah Biasa Mengerjakannya
601. Abdullah bin Amru ibnul Ash berkata, "Rasulullah berkata kepadaku, 'Wahai Abdullah, janganlah kamu menjadi seperti Fulan. Ia dahulu biasa mengerjakan shalat malam, lalu meninggalkan shalat malam itu.'"

Rabu, 28 November 2012

Rahmat Allah


1. Orang yang belas kasihan akan dikasihi Arrahman (Yang Maha Pengasih), karena itu kasih sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu dikasih-sayangi mereka yang di langit. (HR. Bukhari)
2. Allah Azza wajalla berfirman (hadits Qudsi): "RahmatKu mendahului murkaKu." (HR. Muslim)
3. Tiada dicabut rahmat kecuali dari (hati) seorang pendurhaka. (HR. Abu Dawud)
4. Barangsiapa tidak mengasihi dan menyayangi manusia maka dia tidak dikasihi dan tidak disayangi Allah. (HR. Bukhari)
5. Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah akan memberinya maaf pada hari kesulitan. (HR. Ath-Thabrani)
6. Pengampunan Allah lebih besar dari dosamu. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
7. Allah Azza Wajalla merahasiakan dosa hambanya di dunia dan merahasiakannya pula di akhirat. (HR. Muslim).
8. Seorang masuk surga bukan karena amalnya tetapi karena rahmat Allah Ta'ala. Karena itu bertindaklah yang lurus (baik dan benar). (HR. Muslim)
Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

Selasa, 27 November 2012

AT TAUBAH


لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung"

Do'a Pagi Dan Petang


لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
Qur'an AL BAQARAH - 286

DAKWAH


“Nasehat bagi Rasulullah”.
Yaitu, membenarkan kerasulan beliau, mengimani segala yang beliau bawa, mentaati perintah dan larangan beliau, membela dan membantu (perjuangan) beliau semasa beliau hidup maupun setelah wafat, membenci orang-orang yang membenci beliau dan menyayangi orang-orang yang loyal kepada beliau, mengagungkan hak beliau, menghormati beliau dengan cara menghidupkan sunnah beliau, ikut menyebarkan dakwah dan syariat beliau, dengan membendung segala tuduhan terhadap sunnah beliau tersebut, mengambil ilmu dari sunnah beliau dengan memahami makna-maknanya, menyeru manusia untuk berpegang dengannya, lemah lembut dalam mempelajari dan mengajarkannya, mengagungkan dan memuliakan sunnah beliau tersebut, beradab ketika membacanya, tidak menafsirkannya dengan tanpa ilmu, memuliakan orang-orang yang memegang dan mengikutinya. Meneladani akhlak dan adab-adab yang beliau ajarkan, mencintai ahli bait dan para sahabat beliau, tidak mengadakan bid‘ah terhadap sunnah beliau, tidak mencela seorang pun dari para sahabat beliau, dan makna-makna lain yang semisalnya (Syarah Shahih Muslim (2/33), dan lihat juga I’lam al-Hadits (1/192)).

7 Hak Mukmin Terhadap Mukmin Lainnya


Allah Azza wajalla mewajibkan tujuh hak kepada seorang mukmin terhadap mukmin lainnya, yaitu:
(1) melihat saudara seimannya dengan rasa hormat dalam pandangan matanya;
(2) mencintainya di dalam hatinya;
(3) menyantuninya dengan hartanya;
(4) tidak menggunjingnya atau mendengar penggunjingan terhadap kawannya;
(5) menjenguknya bila sakit;
(6) melayat jenazahnya;
(7) dan tidak menyebut kecuali kebaikannya sesudah ia wafat.
(HR. Ibnu Baabawih)

Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar


Allah ‘azza wa jalla berfirman: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat,dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki” (QS. Ibrahim: 27)
Makna ‘ucapan yang teguh’ dalam ayat ini adalah dua kalimat syahadat yang dipahami dan diamalkan dengan benar, sebagaimana yang ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya (jilid 4, hal. 1735):
Dari Baro’ bin ‘Azib rodhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “seorang muslim ketika dia ditanya (diuji) di dalam kuburnya (oleh malaikat Munkar dan Nakir) maka dia akan bersaksi bahwa ‘tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah’ (لا إله إلا الله) dan ‘Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah’ (محمد رسول الله), itulah makna Firman-Nya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.

Keutamaan membaca tahlil, membaca tasbih dan berdoa


Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membaca: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian serta Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu", setiap hari sebanyak seratus kali, maka dia akan mendapat pahala yang sama besarnya dengan membebaskan sepuluh orang budak dan akan dicatat untuknya seratus kebajikan serta dihapus darinya seratus keburukan. Baginya hal itu adalah satu perlindungan dari setan mulai dari pagi hari sampai sore. Tidak ada seorang pun yang lebih utama dari orang yang melakukan hal itu kecuali orang yang lebih banyak dari itu. Barang siapa yang membaca: "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya", sebanyak seratus kali setiap hari, maka akan terhapuslah semua dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di lautan. (Shahih Muslim No.4857)
Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Barang siapa yang membaca: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu", sebanyak sepuluh kali, maka dia laksana orang yang telah memerdekakan empat orang budak dari putra Ismail. (Shahih Muslim No.4859)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Dua kalimat yang ringan untuk diucapkan, tetapi berat dalam timbangan dan disukai oleh Allah Yang Maha Pengasih, yaitu: "Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Tuhan Yang Maha Agung". (Shahih Muslim No.4860)

1. Zikir


Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkahi lagi Maha Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis zikir. Apabila mereka mendapati satu majelis zikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan, mengagungkan, membesarkan, memuji dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga-Ku? Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab: Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau bersabda kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berzikir bersama mereka. Beliau berkata lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka. (Shahih Muslim No.4854)

Senin, 26 November 2012

Hari Kiamat dan Hisab


1. Seorang Arab Badui bertanya, "Kapankah tibanya kiamat?" Nabi Saw lalu menjawab, "Apabila amanah diabaikan maka tunggulah kiamat." Orang itu bertanya lagi, "Bagaimana hilangnya amanat itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat." (HR. Bukhari)
2. Mendekati kiamat akan terjadi fitnah-fitnah seolah-olah kepingan-kepingan malam yang gelap-gulita. Seorang yang pagi hari beriman maka pada sore harinya menjadi kafir, dan orang yang pada sore harinya beriman maka pada pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan (imbalan) harta-benda dunia. (HR. Abu Dawud)
3. Belum terjadi kiamat sehingga orang-orang dari umatku kembali menyembah berhala-berhala selain Allah. (HR. Abu Dawud)
4. Belum terjadi kiamat sebelum seorang yang melewati kuburan berkata, "Alangkah baiknya sekiranya aku di tempat orang ini." (Maksudnya, dia ingin mati dan tidak ingin hidup karena beban berat yang selalu dihadapinya). (HR Bukhari)
5. Belum akan terjadi kiamat sehingga anak selalu menjengkelkan kedua orang tuanya, banjir di musim kemarau, kaum penjahat melimpah, orang-orang terhormat (mulia) menjadi langka, anak-anak muda berani menentang orang tua serta orang jahat dan hina berani melawan yang terhormat dan mulia. (HR. Asysyihaab).
6. Belum akan kiamat sehingga tidak ada lagi di muka bumi orang yang menyebut : "Allah, Allah." (HR. Muslim)
7. Belum akan datang kiamat sehingga seorang membunuh tetangganya, saudaranya dan ayahnya. (HR. Bukhari)
8. Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba membangun dan memperindah masjid-masjid. (HR. Abu Dawud)
9. Di antara tanda-tanda kiamat ialah ilmu terangkat, kebodohan menjadi dominan, arak menjadi minuman biasa, zina dilakukan terang-terangan, wanita berlipat banyak, dan laki-laki berkurang sehingga lima puluh orang wanita berbanding seorang pria. (HR. Bukhari)
10. Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang megah. (HR. Bukhari)

Al - Fatihah


Dari Ubadah Ibnu al-Shomit bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak sah sholat bagi orang yang tidak membaca Ummul Qur'an (al-fatihah)." Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Ibnu Hibban dan Daruquthni: "Tidak sah sholat yang tidak dibacakan al-fatihah di dalamnya." Dalam hadits lain riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban: "Barangkali engkau semua membaca di belakang imammu?" Kami menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Jangan engkau lakukan kecuali membaca al-fatihah, karena sungguh tidak sah sholat seseorang tanpa membacanya."

Menanamkan Keyakinan


Syahadat tidaklah sah sehingga terkumpul padanya tiga hal: keyakinan hati, ucapan lisan dan menyampaikan kepada orang lain. Dalam kondisi tertentu terkadang diperbolehkan untuk tidak menyampaikan kepada orang lain. Makna syahadat “la ilaha illa’llahu” adalah menafikan hak disembah pada selain Allah dan menetapkan hanya Allah-lah yang berhak untuk disembah. Konsekuensinya harus mentauhidkan Allah dalam ibadah, oleh karena itu kalimat tersebut dinamakan sebagai kalimat tauhid. Makna syahadat “Muhammad Rasulullah” adalah meyakini dan menyatakan bahwa Muhammad bin Abdillah adalah benar-benar utusan Allah yang mendapatkan wahyu berupa Kalamullah untuk disampaikan kepada manusia seluruhnya. Dan dia adalah penutup para Rasul. Konsekuensi dari syahadat ini yaitu membenarkan beritanya, mentaati perintahnya, menjauhi larangannya dan beribadah kepada Allah hanya dengan syar’iatnya . Utusan Allah dari kalangan manusia mendapatkan wahyu melalui utusan Allah dari kalangan malaikat maka tidak-lah mereka langsung mendapatkan dari Allah kecuali pada sebagian, sesuai dengan kehendak Allah. Perintah memerangi manusia hingga mereka mengucap "laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasuulullaah", mendirikan salat, mengeluarkan zakat dan beriman kepada semua yang dibawa oleh Rasulullah saw. siapa melakukan semua itu, maka akan terpelihara diri dan hartanya kecuali dengan alasan yang benar, memerangi orang yang enggan mengeluarkan zakat atau enggan menunaikan hak-hak Islam yang lain dan kepedulian imam terhadap syiar-syiar Islam Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Ketika Rasulullah saw. wafat dan kekhalifahan digantikan oleh Abu Bakar, sebagian masyarakat Arab kembali kepada kekufuran. (Ketika Abu Bakar ingin memerangi mereka), Umar bin Khathab berkata kepada Abu Bakar: Kenapa engkau memerangi manusia (orang-orang murtad), bukankah Rasulullah saw. telah bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan: Laa ilaaha illallah. Barang siapa telah mengucapkan: Laa ilaaha illallah berarti harta dan dirinya terlindung dariku, kecuali dengan sebab syara, sedangkan perhitungannya terserah pada Allah. Abu Bakar menanggapi: Demi Allah, aku akan perangi orang yang membedakan antara salat dan zakat. Karena zakat adalah hak harta. Demi Allah, seandainya mereka enggan memberikan zakat binatang ternak kepadaku yang sebelumnya mereka bayar kepada Rasulullah saw., niscaya aku akan perangi mereka karena tidak membayar zakat binatang ternak. (Shahih Muslim No.29)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan: Laa ilaaha illallah, barang siapa telah mengucapkan: Laa ilaaha illallah, maka harta dan dirinya terlindung dariku, kecuali dengan sebab syara, sedangkan perhitungannya (terserah) pada Allah. (Shahih Muslim No.30) Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad saw. adalah utusan Allah, mendirikan salat dan mengeluarkan zakat. Barang siapa melaksanakannya berarti ia telah melindungi diri dan hartanya dariku kecuali dengan sebab syara, sedang perhitungannya (terserah) pada Allah Taala. (Shahih Muslim No.33)

Jumat, 23 November 2012

Puasa 10 Muharram


Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra., ia berkata: Rasulullah saw. pernah mengutus seorang laki-laki dari Aslam pada hari Asyura' untuk mengumumkan kepada manusia bahwa Barang siapa yang belum berpuasa, maka hendaknya ia berpuasa dan barang siapa yang terlanjur makan, maka hendaknya ia menyempurnakan dengan berpuasa sampai menjelang malam. (Shahih Muslim No.1918)
Hadis riwayat Rubayyi` binti Muawwidz bin Afra' ra., ia berkata: Rasulullah saw. mengirim surat ke kampung-kampung Ansar di sekitar Madinah yang isinya: Barang siapa yang pada pagi hari ini dalam keadaan berpuasa, maka hendaknya ia menyempurnakan puasanya itu. Barang siapa yang pada pagi hari ini tidak berpuasa, maka hendaknya ia berpuasa pada sisa harinya. Setelah itu kami berpuasa, bahkan kami menyuruh anak-anak kami yang masih kecil untuk ikut berpuasa bersama kami atas izin Allah. Sehingga ketika kami berangkat ke mesjid, kami membuatkan untuk mereka (anak-anak kami) mainan dari bulu kambing kibasy. Jika di antara mereka ada yang menangis minta makan, maka kami (hiburnya) dengan memberikan mainan tersebut. Demikian yang kami lakukan sampai kami semua boleh berbuka. (Shahih Muslim No.1919)

Puasa 10 Muharram


Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.: Dari Abdurrahman bin Yazid, ia berkata: Asy`ats bin Qais datang menjumpai Abdullah, ketika ia sedang makan siang, ia (Abdullah) berkata: Wahai Abu Muhammad, mari kita makan siang. Ia (Asy`ats) berkata: Bukankah hari ini adalah hari Asyura'? Ia (Abdullah) bertanya: Apakah engkau mengetahui apa hari Asyura' itu? Ia (Asy`ats) menjawab: Hari apa itu. Kemudian ia (Abdullah) menjelaskan: Hari itu adalah hari yang dahulu Rasulullah saw. selalu berpuasa sebelum diwajibkan puasa bulan Ramadan dan ketika puasa bulan Ramadan diwajibkan, puasa hari Asyura' itu ditinggalkan. (Shahih Muslim No.1905) Hadis riwayat Muawiyah bin Abu Sufyan ra.: Dari Humaid bin Abdurrahman bahwa ia mendengar Muawiyah bin Abu Sufyan berpidato di Madinah pada hari Asyura' ketika ia berkunjung ke kota tersebut. Ia bertanya: Di manakah ulama-ulama kalian, wahai penduduk Madinah? Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda tentang hari ini. Hari ini adalah hari Asyura' dan Allah tidak mewajibkan kalian melaksanakan puasa pada hari ini, tetapi aku berpuasa. Maka barang siapa di antara kalian ingin berpuasa, maka berpuasalah dan barang siapa di antara kalian ingin berbuka, maka silakan tidak puasa. (Shahih Muslim No.1909)

Puasa Asyura


Hadis riwayat Abdullah Ibnu Umar ra.: Bahwa orang-orang Jahiliyah dahulu selalu berpuasa pada hari Asyura'. Dan bahwa Rasulullah saw. dan kaum muslimin juga berpuasa pada hari itu sebelum diwajibkan puasa bulan Ramadan. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya hari Asyura' adalah hari-hari Allah, maka barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah pada hari itu dan barang siapa yang tidak ingin, maka ia boleh meninggalkannya. (Shahih Muslim No.1901)

Puasa Asyura


Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Adalah kaum Quraisy pada zaman Jahiliyah selalu berpuasa pada hari Asyura' dan Rasulullah saw. juga berpuasa pada hari itu. Ketika beliau hijrah ke Madinah, beliau tetap berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabat untuk berpuasa pada hari itu. Namun ketika diwajibkan puasa bulan Ramadan, beliau bersabda: Barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah dan barang siapa yang tidak ingin berpuasa, maka ia boleh meninggalkannya. (Shahih Muslim No.1897)

Puasa Asyura


Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra., ia berkata: Rasulullah saw. pernah mengutus seorang laki-laki dari Aslam pada hari Asyura' untuk mengumumkan kepada manusia bahwa Barang siapa yang belum berpuasa, maka hendaknya ia berpuasa dan barang siapa yang terlanjur makan, maka hendaknya ia menyempurnakan dengan berpuasa sampai menjelang malam. (Shahih Muslim No.1918) Hadis riwayat Rubayyi` binti Muawwidz bin Afra' ra., ia berkata: Rasulullah saw. mengirim surat ke kampung-kampung Ansar di sekitar Madinah yang isinya: Barang siapa yang pada pagi hari ini dalam keadaan berpuasa, maka hendaknya ia menyempurnakan puasanya itu. Barang siapa yang pada pagi hari ini tidak berpuasa, maka hendaknya ia berpuasa pada sisa harinya. Setelah itu kami berpuasa, bahkan kami menyuruh anak-anak kami yang masih kecil untuk ikut berpuasa bersama kami atas izin Allah. Sehingga ketika kami berangkat ke mesjid, kami membuatkan untuk mereka (anak-anak kami) mainan dari bulu kambing kibasy. Jika di antara mereka ada yang menangis minta makan, maka kami (hiburnya) dengan memberikan mainan tersebut. Demikian yang kami lakukan sampai kami semua boleh berbuka. (Shahih Muslim No.1919)

Puasa Asyura


Dari Abu Qotadah al-Anshory Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam perna ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang." Beliau juga ditanya tentang puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun yang lalu." Dan ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutus, dan hari diturunkan al-Qur'an padaku." Riwayat Muslim

Puasa Asyura


Ibnu Umar r.a. berkata, "Nabi puasa pada hari Asyura dan beliau memerintahkan supaya orang berpuasa padanya." (Dalam satu riwayat: Ibnu Umar berkata, 'Pada hari Asyura itu orang-orang jahiliah biasa berpuasa 5/154). Setelah puasa Ramadhan diwajibkan, ditinggalkannya puasa Asyura.' (Dan, dalam satu riwayat: Ibnu Umar berkata, 'Orang yang mau berpuasa, ia berpuasa; dan barangsiapa yang tidak hendak berpuasa, maka dia tidak berpuasa.') Biasanya Abdullah (Ibnu Umar) tidak puasa pada hari itu, kecuali kalau bertepatan dengan hari yang ia biasa berpuasa pada hari itu."

Kamis, 22 November 2012

ADAB


1. Berbakti terhadap kedua orang tua dan bahwa mereka adalah yang paling berhak menerima kebaktian tersebut Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Seseorang datang menghadap Rasulullah saw. dan bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik? Rasulullah saw. menjawab: Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab lagi: Kemudian ayahmu. (Shahih Muslim No.4621) Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata: Seseorang datang menghadap Nabi saw. memohon izin untuk ikut berperang. Nabi saw. bertanya: Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Orang itu menjawab: Ya. Nabi saw. bersabda: Maka kepada keduanyalah kamu berperang (dengan berbakti kepada mereka). (Shahih Muslim No.4623) 2. Mengutamakan kebaktian kepada kedua orang tua daripada salat sunat dan perkara sunat lainnya Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah tempat peribadatan, lalu datanglah ibunya memanggil. (Kata Humaid: Abu Rafi` pernah menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya ibu Juraij memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. yaitu dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat kepala ke arah Juraij untuk menyapa.) Lalu ibunya berkata: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu kembali lagi untuk yang kedua kali. Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri: Ya Tuhan! Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku, aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu memohon bencana fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah. Suatu hari seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij. Tiba-tiba muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah penggembala kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan seorang anak lelaki. Ketika ditanya oleh orang-orang: Anak dari siapakah ini? Perempuan itu menjawab: Anak penghuni tempat peribadatan ini. Orang-orang lalu berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka menemukan Juraij di tengah salat. Tentu saja Juraij tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya mulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya. Melihat hal itu Juraij keluar menemui mereka. Mereka bertanya kepada Juraij: Tanyakan kepada perempuan ini! Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya: Siapakah bapakmu? Anak itu tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si penggembala kambing. Mendengar jawaban anak bayi tersebut, mereka segera berkata: Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan emas dan perak. Juraij berkata: Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah. Kemudian Juraij meninggalkannya. (Shahih Muslim No.4625)

Kitab Zikir, Doa, Tobat Dan Istigfar


1. Anjuran untuk ingat (berzikir) kepada Allah Taala Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (Shahih Muslim No.4832) 2. Tentang nama-nama Allah Taala dan keutamaan orang yang menghafalnya Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Nabi saw. bersabda: Allah itu memiliki sembilan puluh sembilan nama yang bagus. Barang siapa yang mampu menghafalnya, maka dia akan masuk surga. Sesungguhnya Allah itu ganjil dan Dia menyukai yang ganjil. (Shahih Muslim No.4835) 3. Berteguh hati dalam berdoa dan tidak berdoa dengan ucapan: Jika Engkau berkenan Hadis riwayat Anas ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang di antara kamu berdoa maka hendaklah dia berteguh hati dalam berdoa serta jangan pula dia berdoa dengan mengucapkan: Ya Allah! Jika Engkau sudi maka berilah aku. Sesungguhnya Allah tidak ada yang memaksanya. (Shahih Muslim No.4837) Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang di antara kamu berdoa, maka janganlah dia berkata: Ya Allah! Ampunilah aku jika Engkau sudi. Tetapi bersungguh-sungguhlah dia dalam memohon dan mohonlah perkara-perkara yang besar dan mulia (surga atau pengampunan), karena Allah tidak ada sesuatu pun yang besar bagi-Nya dari apa yang telah dianugrahkan. (Shahih Muslim No.4838) 4. Larangan mengharapkan kematian karena musibah yang menimpa Hadis riwayat Anas ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian karena musibah yang menimpanya dan apabila dia memang harus mengharapkan, sebaiknya dia berkata: Ya Allah! Hidupkanlah aku selama kehidupan itu yang terbaik bagiku, dan matikanlah aku jika kematian itu yang terbaik bagiku. (Shahih Muslim No.4840) Hadis riwayat Khabbab ra.: Dari Qais bin Abu Hazim ia berkata: Saya datang menemui Khabbab yang sedang menderita tujuh luka bakar di perutnya, lalu dia berkata: Seandainya Rasulullah saw. tidak melarang kita untuk memohon kematian niscaya aku telah memohonnya. (Shahih Muslim No.4842) Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian dan jangan pula memohonnya sebelum kematian itu datang menjemputnya. Sesungguhnya apabila seorang di antara kamu meninggal dunia maka terputuslah amal perbuatannya dan sesungguhnya usia seorang mukmin itu akan menambah kebajikan (bagi dirinya). (Shahih Muslim No.4843) 5. Barang siapa yang suka bertemu Allah, maka Allah akan suka bertemu dengannya dan barang siapa yang tidak suka bertemu Allah, maka Allah tidak akan suka bertemu dengannya Hadis riwayat Ubadah bin Shamit ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda: Barang siapa menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah akan menyukai pertemuan dengannya, dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan dengannya. (Shahih Muslim No.4844) Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah akan menyukai pertemuan dengannya. Dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan dengannya. Aku bertanya: Wahai baginda, bagaimana dengan kebencian terhadap kematian karena semua kita membenci kematian? Beliau menjawab: Bukan begitu, tetapi seorang mukmin apabila diberi kabar gembira dengan rahmat Allah, keridaan dan surga-Nya, maka dia akan senang bertemu dengan Allah dan Allah akan senang bertemu dengannya. Dan sesungguhnya orang kafir apabila diberitahukan tentang siksaan serta kemurkaan Allah, maka dia akan membenci pertemuan dengan Allah sehingga Allah pun akan membenci pertemuan dengannya. (Shahih Muslim No.4845) Hadis riwayat Abu Musa ra.: Nabi saw. bersabda: Barang siapa yang menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah menyukai pertemuan dengannya. Dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan dengannya. (Shahih Muslim No.4848) 6. Makruh berdoa agar segera diturunkan siksaan di dunia Hadis riwayat Anas ra.: Bahwa Rasulullah saw. menjenguk seorang lelaki kaum muslimin yang telah lemah sekali sehingga (keadaannya) seperti anak burung. Rasulullah saw. bertanya kepada lelaki itu: Apakah kamu pernah berdoa memohon sesuatu? Lelaki itu menjawab: Ya, aku berdoa: Ya Allah! Apa yang hendak Engkau siksa aku di akhirat, maka laksanakanlah segera di dunia. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Maha Suci Allah! Kamu tidak akan kuat atau tidak akan mampu menanggungnya. Kenapa kamu tidak berdoa dengan: Ya Allah! Berikan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta jagalah kami dari siksa neraka. Ia (Anas) berkata: Kemudian Rasulullah saw. berdoa kepada Allah untuknya sehingga Allah pun menyembuhkannya. (Shahih Muslim No.4853) 7. Keutamaan majelis zikir Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkahi lagi Maha Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis zikir. Apabila mereka mendapati satu majelis zikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan, mengagungkan, membesarkan, memuji dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga-Ku? Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab: Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau bersabda kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berzikir bersama mereka. Beliau berkata lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka. (Shahih Muslim No.4854) 8. Keutamaan membaca tahlil, membaca tasbih dan berdoa Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membaca: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian serta Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu", setiap hari sebanyak seratus kali, maka dia akan mendapat pahala yang sama besarnya dengan membebaskan sepuluh orang budak dan akan dicatat untuknya seratus kebajikan serta dihapus darinya seratus keburukan. Baginya hal itu adalah satu perlindungan dari setan mulai dari pagi hari sampai sore. Tidak ada seorang pun yang lebih utama dari orang yang melakukan hal itu kecuali orang yang lebih banyak dari itu. Barang siapa yang membaca: "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya", sebanyak seratus kali setiap hari, maka akan terhapuslah semua dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di lautan. (Shahih Muslim No.4857) Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Barang siapa yang membaca: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu", sebanyak sepuluh kali, maka dia laksana orang yang telah memerdekakan empat orang budak dari putra Ismail. (Shahih Muslim No.4859) Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Dua kalimat yang ringan untuk diucapkan, tetapi berat dalam timbangan dan disukai oleh Allah Yang Maha Pengasih, yaitu: "Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Tuhan Yang Maha Agung". (Shahih Muslim No.4860) 9. Anjuran merendahkan suara ketika berzikir Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata: Ketika kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan, mulailah orang-orang mengeraskan suara mereka dalam membaca takbir lalu bersabdalah beliau: Wahai manusia, rendahkanlah suara kamu sekalian! Karena kamu sekalian sesungguhnya tidak sedang memohon kepada yang tuli maupun yang gaib bahkan kamu sekalian sedang memohon kepada Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat Yang selalu bersama kamu sekalian. Aku pada saat itu berada di belakang beliau sambil mengucapkan: "Laa haula wa laa quwata illa billah", (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali berkat bantuan Allah). Rasulullah saw. berkata: Wahai Abdullah bin Qais! Maukah kamu aku tunjukkan kepada salah-satu kekayaan surga yang tersimpan? Aku menjawab: Tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Yaitu ucapan: "Laa haula wa laa quwata illa billah". (Shahih Muslim No.4873) Hadis riwayat Abu Bakar ra.: Bahwasanya ia pernah berkata kepada Rasulullah saw.: Ajarkanlah kepadaku suatu doa yang akan aku baca dalam salatku. Beliau bersabda: Bacalah! "Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, suatu penganiayaan yang cukup besar", menurut Qutaibah penganiayaan yang banyak, "Dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau. Berikanlah kepadaku ampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah aku, karena sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih". (Shahih Muslim No.4876) 10. Mohon perlindungan dari kelemahan, kemalasan dan lainnya Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Rasulullah saw. biasa berdoa: Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, menyia-nyiakan usia dan dari sifat kikir. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah kehidupan serta kematian. (Shahih Muslim No.4878) 11. Mohon perlindungan dari takdir yang buruk dan kesengsaraan serta lainnya Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Nabi saw. selalu memohon perlindungan dari takdir yang jelek, bencana kesengsaraan, kejahatan musuh serta dari cobaan yang sangat berat. (Shahih Muslim No.4880) 12. Doa ketika akan tidur dan berbaring di atas peraduan Hadis riwayat Barra' bin Azib ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila kamu hendak berbaring ke tempat peraduanmu, maka berwudulah seperti wudu untuk salat, kemudian berbaringlah di atas sisi kananmu lalu bacalah doa: (Ya Allah! Sesungguhnya aku menyerahkan diriku kepada-Mu, dan aku serahkan segala urusanku kepada-Mu, dan aku baringkan tubuhku ke hadapan-Mu karena mengharapkan pahala-Mu dan takut akan siksa-Mu, tidak ada tempat berlindung dan tidak ada pula yang dapat menyelamatkan diri kecuali kembali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab-Mu yang Engkau turunkan dan dengan nabi-Mu yang Engkau utus). Jadikanlah semua itu sebagai ucapanmu yang terakhir karena apabila kamu mati pada malam itu, maka kamu telah mati dalam keadaan fitrah. (Barra') berkata: Aku mengulang-ulangi kalimat-kalimat tersebut untuk mengingatnya. Aku ucapkan: Aku beriman kepada rasul-Mu yang Engkau utus. Rasulullah saw. bersabda: Ucapkanlah! Aku beriman dengan nabi-Mu yang telah Engkau utus. (Shahih Muslim No.4884) Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang dari kamu sekalian ingin berbaring ke tempat tidurnya, maka hendaklah ia memegang ujung kainnya lalu kirapkanlah tempat tidurnya (menghilangkan debu) serta bacalah bismillah, sebab dia tidak mengetahui apa yang tinggalkan setelahnya di atas tempat tidurnya itu. Kemudian jika ia hendak berbaring, maka berbaringlah di atas sisi kanannya dan bacalah doa: "Maha Suci Engkau, ya Allah Tuhanku, karena Engkaulah aku membaringkan tubuhku dan karena Engkau pulalah aku mengangkatnya. Apabila Engkau mencabut jiwaku, maka ampunilah ia dan apabila Engkau melepaskannya (menghidupkan) maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang saleh". (Shahih Muslim No.4889) 13. Mohon perlindungan dari kejahatan yang dilakukan dan yang belum dilakukan Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.: Bahwa Rasulullah saw. pernah berdoa dengan membaca: "Ya Allah, kepada-Mulah aku berserah diri dan kepada-Mulah aku beriman, terhadap-Mu aku bertawakkal dan kepada-Mu aku kembali serta dengan (pertolongan) Engkau aku berperang. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kemuliaan-Mu, tidak ada Tuhan selain Engkau, agar Engkau tidak menyesatkan aku, Engkaulah Yang Maha Hidup dan tidak akan mati sedang jin dan manusia semuanya akan mati". (Shahih Muslim No.4894) Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra.: Bahwa Nabi saw. selalu berdoa dengan membaca: "Ya Allah, ampunilah kesalahan dan kebodohanku, dan juga sikap berlebihanku dalam segala urusanku dan segala yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah! Ampunilah kesungguhanku dan kelakarku, dan ketidaksengajaanku dan kesengajaanku serta semua yang ada di sisiku. Ya Allah, ampunilah dosa yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, yang aku lakukan secara sembunyi maupun yang aku lakukan secara terang-terangan serta segala yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Engkaulah Yang Maha Mendahului dan Yang Maha Mengakhiri dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Shahih Muslim No.4896) Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. berdoa: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Tuhan Yang memenangkan tentara-Nya, Tuhan Yang menolong hamba-Nya, Tuhan Yang mengalahkan golongan-golongan kafir, maka tidak ada sesuatu pun (yang abadi) selain-Nya". (Shahih Muslim No.4903) 14. Bertasbih pada permulaan siang dan ketika hendak tidur Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra.: Bahwa Fatimah mengeluhkan tangannya (yang terluka) akibat alat penumbuk biji-bijian. Dan Nabi saw. mendapatkan seorang tawanan (untuk dijadikan pelayan), maka berangkatlah Fatimah menemui Nabi saw. namun ia tidak menjumpai beliau tetapi ia bertemu dengan Aisyah, lalu diceritakanlah maksud kedatangannya kepada Aisyah. Ketika Nabi saw. datang, Aisyah menceritakan kepada beliau tentang kedatangan Fatimah. Nabi saw. segera menemui kami pada saat kami telah berbaring di tempat tidur, kemudian kami pun beranjak bangun ingin menghampiri beliau tetapi Nabi saw. berkata: Tetaplah di tempat kalian! Lalu beliau duduk di antara kami berdua sehingga aku dapat merasakan di dadaku dinginnya telapak kaki beliau. Kemudian beliau bersabda: Maukah kamu berdua aku ajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kamu berdua minta yaitu ketika kalian hendak berbaring ke tempat tidur, bacalah takbir sebanyak tiga puluh empat kali, tasbih sebanyak tiga puluh tiga kali serta tahmid sebanyak tiga puluh tiga kali karena hal itu lebih baik bagi kamu berdua daripada seorang pelayan. (Shahih Muslim No.4906) 15. Anjuran berdoa ketika mendengar suara ayam jantan Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda: Jika kamu sekalian mendengar suara kokok ayam jantan, maka mohonlah karunia Allah karena sesungguhnya binatang tersebut telah melihat malaikat dan jika kamu sekalian mendengar suara ringkikan keledai, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan setan, karena binatang tersebut telah melihat setan. (Shahih Muslim No.4908) 16. Doa ketika tertimpa kesusahan Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.: Bahwa Nabi saw. ketika tertimpa Kesusahan, beliau berdoa: "Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun, tidak ada Tuhan selain Allah Tuhan Yang Memiliki Arsy nan Agung, tidak ada Tuhan selain Allah Tuhan segenap langit, Tuhan bumi serta Tuhan Arsy nan Mulia". (Shahih Muslim No.4909) 17. Menerangkan seorang yang berdoa akan dikabulkan selama dia tidak cepat berkata: Aku telah berdoa tetapi tidak dikabulkan Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Akan dikabulkan doa seseorang di antara kamu sekalian selama dia tidak terburu-buru berkata: Aku sudah berdoa, tetapi aku tidak atau belum dikabulkan. (Shahih Muslim No.4916) 18. Tentang mayoritas ahli surga adalah dari orang-orang miskin dan mayoritas ahli neraka dari kaum wanita serta mengenai fitnah kaum wanita Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Aku berdiri di depan pintu surga, tiba-tiba aku melihat mayoritas yang memasukinya adalah orang-orang miskin dan aku juga melihat para penguasa (di dunia) dalam keadaan tertahan, kecuali penghuni neraka yang telah diperintahkan kepada mereka untuk memasuki neraka. Dan aku juga berdiri di depan pintu neraka, ternyata mayoritas yang memasukinya adalah dari kaum wanita. (Shahih Muslim No.4919) Hadis riwayat Imran bin Hushain ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya yang paling sedikit menempati surga adalah kaum wanita. (Shahih Muslim No.4921) Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun setelahku yang lebih membahayakan kaum lelaki daripada kaum wanita. (Shahih Muslim No.4923) 19. Kisah tiga orang penghuni gua dan tawasul dengan amal saleh Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.: Dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Ketika tiga orang pemuda sedang berjalan, tiba-tiba turunlah hujan lalu mereka pun berlindung di dalam sebuah gua yang terdapat di perut gunung. Sekonyong-konyong jatuhlah sebuah batu besar dari atas gunung menutupi mulut gua yang akhirnya mengurung mereka. Kemudian sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain: Ingatlah amal saleh yang pernah kamu lakukan untuk Allah, lalu mohonlah kepada Allah dengan amal tersebut agar Allah berkenan menggeser batu besar itu. Salah seorang dari mereka berdoa: Ya Allah, sesungguhnya dahulu aku mempunyai kedua orang tua yang telah lanjut usia, seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil di mana akulah yang memelihara mereka. Setelah aku mengandangkan hewan-hewan ternakku, aku segera memerah susunya dan memulai dengan kedua orang tuaku terdahulu untuk aku minumkan sebelum anak-anakku. Suatu hari aku terlalu jauh mencari kayu (bakar) sehingga tidak dapat kembali kecuali pada sore hari di saat aku menemui kedua orang tuaku sudah lelap tertidur. Aku pun segera memerah susu seperti biasa lalu membawa susu perahan tersebut. Aku berdiri di dekat kepala kedua orang tuaku karena tidak ingin membangunkan keduanya dari tidur namun aku pun tidak ingin meminumkan anak-anakku sebelum mereka berdua padahal mereka menjerit-jerit kelaparan di bawah telapak kakiku. Dan begitulah keadaanku bersama mereka sampai terbit fajar. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu untuk mengharap keridaan-Mu, maka bukalah sedikit celahan untuk kami agar kami dapat melihat langit. Lalu Allah menciptakan sebuah celahan sehingga mereka dapat melihat langit. Yang lainnya kemudian berdoa: Ya Allah, sesungguhnya dahulu aku pernah mempunyai saudara seorang puteri paman yang sangat aku cintai, seperti cintanya seorang lelaki terhadap seorang wanita. Aku memohon kepadanya untuk menyerahkan dirinya tetapi ia menolak kecuali kalau aku memberikannya seratus dinar. Aku pun bersusah payah sampai berhasillah aku mengumpulkan seratus dinar yang segera aku berikan kepadanya. Ketika aku telah berada di antara kedua kakinya (selangkangan) ia berkata: Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu merenggut keperawanan kecuali dengan pernikahan yang sah terlebih dahulu. Seketika itu aku pun beranjak meninggalkannya. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu untuk mencari keridaan-Mu, maka ciptakanlah sebuah celahan lagi untuk kami. Kemudian Allah pun membuat sebuah celahan lagi untuk mereka. Yang lainnya berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku pernah mempekerjakan seorang pekerja dengan upah enam belas ritel beras (padi). Ketika ia sudah merampungkan pekerjaannya, ia berkata: Berikanlah upahku! Lalu aku pun menyerahkan upahnya yang sebesar enam belas ritel beras namun ia menolaknya. Kemudian aku terus menanami padinya itu sehingga aku dapat mengumpulkan beberapa ekor sapi berikut penggembalanya dari hasil padinya itu. Satu hari dia datang lagi kepadaku dan berkata: Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu menzalimi hakku! Aku pun menjawab: Hampirilah sapi-sapi itu berikut penggembalanya lalu ambillah semuanya! Dia berkata: Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu mengolok-olokku! Aku pun berkata lagi kepadanya: Sesungguhnya aku tidak mengolok-olokmu, ambillah sapi-sapi itu berikut penggembalanya! Lalu ia pun mengambilnya dan dibawa pergi. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu untuk mengharap keridaan-Mu, maka bukakanlah untuk kami sedikit celahan lagi yang tersisa. Akhirnya Allah membukakan celahan yang tersisa itu. (Shahih Muslim No.4926)

Kitab Haji


Perkara yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan bagi orang yang berihram haji atau umrah dan penjelasan tentang pengharaman memakai minyak wangi Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw. tentang pakaian yang boleh dikenakan oleh orang yang sedang berihram? Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian mengenakan baju, kain serban, celana, tutup kepala dan sarung kaki kulit, kecuali bagi orang yang memang tidak memiliki sandal, maka ia boleh memakai sarung kaki tersebut dengan syarat ia harus memotongnya sampai di bawah mata kaki. Juga jangan memakai pakaian apapun yang dicelup dengan minyak za`faran dan wares. (Shahih Muslim No.2012) Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. ketika sedang berkhutbah, beliau bersabda: Celana (boleh dikenakan) bagi orang yang tidak mempunyai lembaran kain dan sarung kaki bagi orang yang tidak mempunyai sepasang sandal. Maksudnya untuk orang yang sedang berihram. (Shahih Muslim No.2015) Hadis riwayat Ya`la bin Umayah ra., ia berkata: Salah seorang sahabat datang menemui Nabi saw. ketika beliau berada di Ji`ranah, dengan mengenakan jubah yang sudah ditaburi minyak wangi. Atau bekas dari minyak wangi. Sahabat itu bertanya: Apa yang baginda perintahkan untuk aku lakukan dalam umrahku? Saat itu wahyu sedang turun kepada Nabi saw. dan beliau ditutup dengan pakaian. Ya`la berkata: Aku senang sekali jika aku dapat menyaksikan Nabi saw. sedang menerima wahyu. Umar berkata: Apakah engkau suka menyaksikan Nabi saw. sedang menerima wahyu? Kemudian Umar menyingkap kain yang menutupi beliau, lalu aku memandang beliau sedang mendengkur. Aku memperhatikan seperti suara anak unta. Ketika wahyu telah turun, beliau terbangun dan bertanya: Di mana orang yang bertanya tentang umrah tadi? Selanjutuya beliau bersabda: Bersihkanlah dirimu dari bekas minyak wangi yang engkau pakai, lepaslah jubahmu dan lakukanlah umrah seperti engkau melakukan haji. (Shahih Muslim No.2017)

Rabu, 14 November 2012

Al - Qur'an


Al Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Ia adalah sumber pertama bagi hukum-hukum fiqih Islam. Jika kita menjumpai suatu permasalahan, maka pertamakali kita harus kembali kepada Kitab Allah guna mencari hukumnya. Sebagai contoh :
A. Bila kita ditanya tentang hukum khamer (miras), judi, pengagungan terhadap bebatuan dan mengundi nasib, maka jika kita merujuk kepada Al Qur’an niscaya kita akan mendapatkannya dalam firman Allah swt: (QS. Al maidah : 90)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأنْصَابُ وَالأزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
B. Bila kita ditanya tentang masalah jual beli dan riba, maka kita dapatkan hukum hal tersebut dalam Kitab Allah (QS. Al baqarah : 275). Dan masih banyak contoh-contoh yang lain yang tidak memungkinkan untuk di perinci satu persatu
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.