Jumat, 22 November 2013

Agenda Nopember 2013


Mohon do'a Teman seluruh Indonesia dan penjuru alam.
Insya Alloh Tanggal 23 Nopember 2013, musyawarah dua bulanan Sangatta Kutai Timur Kalimantan Timur.
Minggu, 24 Nopember 2013, Jord Masturoh di Sangatta Kutai Timur Kalimantan Timur.

Senin, 18 November 2013

Sifat Para Sahabat Yang Keenam



Sifat para Sahabat Radiallohu Anhum Ajmain yang keenam adalah Khuruj Fi Sabilillah untuk tujuan dakwah dan tabligh, artinya keluar dijalan Alloh SWT untuk tujuan mengajak dan menyampaikan. Adapun maksud dan tujuannya yang pertama adalah untuk memperbaiki diri, dan yang kedua mengajak umat agar mau menghidupkan usaha agama agar hidayah tersebar ke seluruh alam.
Fadzilah atau keuntungan dari Khuruj Fi Sabilillah ini banyak dijelaskan dalam Al-Qur'an diantaranya:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"(QS. Fushilat: 33)
الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan."(QS. At-Taubah: 20)
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong."(QS. Al-Hajj: 78)
Sedangkan hadis-hadis yang menjelaskan tentang fadzlah Khuruj Fi Sabilillah banyak, diantaranya:
"Barangsiapa menunjukkan kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya."(HR. Abu Dawud)
"Sesungguhnya sepagi sepetang keluar di jalan Alloh SWT lebih baik dari dunia dan seluruh isisnya."(HR. Bukhari)
"Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya, jika tidak mampu denagn hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman."(HR. Muslim)
Bagaimana agar sifat ini ada dalam hati dan menjadi sifat kita?
Pertama, Dakwahkan selalu pentingnya keluar di jalan Alloh SWT untuk kerja dakwah dan tabligh.
Kedua, Meluangkan waktu keluar dijalan Alloh SWT sekurang-kurangnya empat bulan seumur hidup, empat puluh hari dalam setiap tahun dan tiga hari setiap bulan, serta dua setengah jam setiap hari.untuk kerja da'wah dan tabligh.
Ketiga, Selalu berdo'a kepada Alloh SWT agar kita diberi kekuatan dapat istiqomah menjalankan usaha yang mulia ini.
Keempat, Usahakan agar selalu hadir pada malam perhimpunan, malam musyawarah di markas da'wah untuk menyatukan hati dan fikir, serta siap ambil takaza / keperluan tugas-tugas da'wah. Insya Alloh semua siap ambil bagian.

Sifat Sahabat Yang Kelima


Sifat para Sahabat Radiyallohu Anhum Ajmain yang kelima adalas Tash Hihun Niyyah yang artinya memperbaiki atau membetulkan niat. Maksud dan tujuannya adalah bagaimana agar kita selalu menjaga niat dalam setiap amal hanya untuk mencari keridhoan Alloh SWT.
Fadzilah atau keuntungannya dari sifat Tash Hihun Niyyah banyak dijelaskan dalam Al-Qur'an diantaranya:
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.(QS. Al Bayyinah: 5)
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلأنْفُسِكُمْ وَمَا تُنْفِقُونَ إِلا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan).(QS. Al Baqarah: 272)
أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.(QS. Az Zumar: 3)
Sedangkan hadis hadis yang menjelaskan tentang keutamaan sifat Tash Hihun Niyyah diantaranya:
"Ikhlas itu adalah rahasia dari rahasia-rahasia-Ku. Aku simpan dalam hati seseorang yang aku cintai." (Hadis Qudsi)
"Sesungguhnya Alloh SWT tidak memandang kepada rupamu dan hartamu, tetapi Alloh SWT memandang kepada hati dan amalmu." (HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a)
"Sesungguhnya Allloh SWT tidak menerima suatu amal kecuali yang disertai keikhlasan dan semata-mata mengharapkan keridhoan-Nya" (HR. Nas'i dari Abu Umamah al Bahili r.a)
Bagaimana agar sifat ini bisa masuk kedalam hati dan menjadi sifat kita? Pertama, Dakwahkan selalu pentingnya ikhlas dan memperbaiki niat.
Kedua, Berusaha selalu mengontrol niat kita sebelum beramal, sedang beramal, dan setelah beramal.
Ketiga, Selalu berdo'a kepada Alloh SWT memohon agar diberi sifat Tash Hihun Niyyah.

Minggu, 17 November 2013

Sifat Para Sahabat Yang Keempat


Sifat para Sahabat Rodiyallohu Anhum Ajma'in yang keempat adalah Ikramul Muslimin. Artinya memulyakan sesama muslim. Maksud dan tujuannya dari sifat ini adalah bagaimana agar kita bisa meniru kebiasaan para sahabat yang selalu menunaikan hak-hak sesama muslim dengan tulus ikhlas tanpa mengharapkan imbalan jasa.
Fadzilah atau keuntungan dari sifat ikramul muslimin dijelaskan dalam beberapa ayat Al Qur'an diantranya:
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالإيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.(QS. Al Hasyr: 9)
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(QS. Ali Imran: 134)
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.(QS. Al Ahzab: 58)
Sedangkan dalam beberapa hadis dijelaskan fadzilah sifat ikramul muslimin diantaranya;
"Tidak beriman sesorang diantara kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari)
"Barang siapa menutupi aib saudaranya sesama muslim, maka Alloh SWT menutupi aibnya didunia dan akhirat" (HR. Muslim)
"Alloh SWT senantiasa akan menolong hambanya-Nya, selagi hamba-Nya mau menolong saudaranya" (HR. Muslim)
Bagaimana agar sifat ini bisa masuk kedalam hati dan menjadi sifat kita?
Pertama, dakwahkan sifat ikramul muslimin.
Kedua, memulyakan para ulama, menghormati yang tua, menghargai yang sebaya dan menyayangi anak-anak.
Ketiga, membiasakan memberi salam kepada orang lain, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal.
Keempat, selalu berdo'a kepada Alloh SWT memohon agar diberi sifat Ikromul Muslimin.

Sifat Para Sahabat Yang Ketiga


Sifat para Sahabat Rodiyallohu Anhum Ajmain yang ketiga adalah ilmu ma'a dzikir. Ilmu artinya segala petunjuk yang datangnya dari Alloh SWT melalui baginda Rasululloh SAW. Sedangkan dzikir artinya mengingat Alloh SWT dengan segala ke Agungan-Nya. Maksud dan tujuannya adalah bagaimana kita mngamalkan perintah dan larangan-Nya serta selalu berusaha menghadirkan ke Agungan Alloh SWT dalam setiap suasana dan keadaan yang dicontohkan Rasululloh SAW.
Fazdilah dari sifat ilmu ini banyak dijelaskan dalam Al-Qur'an, diantaranya:
فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
"Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." ( QS. Thaahaa: 114)
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالأنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
"Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Faathir: 28)
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ
"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az Zumar : 9)
Sedangkan hadis-hadis yang menjelaskan fadzilah dari sifat ilmu diantaranya:
"Apabila Alloh SWT menghendaki kebaikan pada diri seseorang, maka Alloh SWT memberikan kefahaman agama kepadanya" (HR. Bukhari dan Muslim)
"Barang siapa yang meringankan langkahnya untuk menuntut ilmu, maka Alloh SWT akan ringankan langkahnya menuju SURGA"
"Barangsiapa mengajarkan kebaikan, maka semua (makhluk) akan mendoakan keampunan kepadanya, sampai-sampai (tidak terkecuali) ikan-ikan yang berada didalam lautan (juga turut mendoakannya)
Adapun fadzilah dzikir dijelaskan dalam beberapa ayat Al-Qur'an sebagai berikut:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS. Ar Ra'd:28)
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al Baqarah : 152)
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلا
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.(QS. Al Muzamil: 8)
Adapun hadis-hadis yang menjelaskan fadzilah dzkir diantaranya:
"Berdzikir (ingat) kepada Alloh SWT adalah kesembuhan bagi hati (penawar duka. (HR. Dailami melalui Anas ra)
"Perumpamaan orang yang mengingat Alloh SWT dan orang yang tidak mengingat Alloh SWT, bagaikan orang hidup dan orang mati." (HR. Bukhari dari Abu Musa r.a.)
"Apabila kalian melewati taman-taman surga maka nikmatilah."Para sahabat bertanya:"Apakah taman-taman surga itu? Nabi SAW menjawab: "Halaqah-halaqah (majlis-majlis) dzikir." (HR, Tirmidzi)
Bagaimana agar sifat ilmu ma'a dzikir ini bisa masuk kedalam hati dan menjadi sifat kita?
Pertama, dakwahkan tentang pentingnya ilmu m'a dzikir.
Kedua, memperbanyak duduk dalam halaqoh ta'lim masa'il maupun fadza'il dan majelis dzikir.
Ketiga, menghidupkan dzikir pagi dan petang secara istiqomah.
keempat, senantiasa berdo'a kepada Alloh SWT memohon agar diberi sifat ilmu ma'a dzikir.

Sifat Para Sahabat Yang Kedua


Sifat para sahabat yang kedua adalah Shalatul Khusyu' Wal Khudu' artinya shalat yang diiringi konsentrasi batin dan sikap merendahkan diri di hadapan Alloh SWT. Maksud dan tujuannya adalah bagaimana agar sifat-sifat ketaatan kepada Alloh SWT yang ada dalam shalat menjadi ketaatan kepada Alloh SWT dalam kehidupan sehari-hari.
Fadzilah atau keuntungan dari sifat ini di jelaskan dalam beberapa ayat al-qur'an diantaranya:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al Ankabut:45)
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,(QS. Al Baqarah:45)
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.(QS. Ibrahim:40)
Sedangkan hadis-hadis yang menjelaskan keuntungan sifat shalat ini banyak sekali, diantanya:
"Kunci Surga adalah Shalat, sedangkan kunci Shalat adalah ber wudhu"
"Barang siapa yang Sholat pada dua waktu dingin dijamin masuk Surga" (HR. Bukhari Bab Keutamaan Sholat Subuh, Hadist no:574)
"Pertama kali amal seorang hamba yang akan di hisab pada hari kiamat adalah sholatnya, Apabila sholatnya baik, baik pula seluruh amalnya, dan apabila shalatnya rusak, rusak pula seluruh amalnya".(HR. Thabrani)
Bagaimana agar sifat ini bisa masuk kedalam hati dan menjadi sifat kita?
Pertama, Dakwahkan tentang sholat khusu' wal khudu'
Kedua, Menjaga sholat lima waktu secara berjama'ah, di awal waktu dan di tempat azan dikumandangkan (dimasjid), serta menghidupkan sholat-sholat nawafil.
Ketiga, belajar yakin menyelesaikan masalah dengan sholat.
Keempat, selalu berdo'a memohon kepada Alloh SWT agar diberi sifat Sholat khusu' wal khudu'

Sifat Para Sahabat Yang Pertama:


Para Sahabat RA meiliki sifat iman dan yakin yang smpurna terhadap kalimat Laa Ilaaha Illallah, artinya tiada ilah yang patut di sembah kecuali Alloh. Mereka menyadari benar maksud kalimat ini adalah agar mereka mampu mengeluarkan semua kebesaran makhluk dari dalam hati sehingga bersemayam di hati mereka hanyalah kebesaran Alloh SWT.
Fadzilah atau keuntungan dari kalimat ini dijelaskan dalam Al-Quran diantaranya.
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.(QS. Muhammad: 19)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"(QS.Al-Anbiya':25).
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS.Al-Anam:82)
Sedangkan hadis hadis yang menjelaskan fadzilah atau keuntungan kalimat Laa Ilaaha Illallah diantaranya:
"Barang siapa yang akhir ucapannya Laa Ilaaha Illallah, pasti masuk surga" (HR. Hakim)
"Barang siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas (dari dalam hatinya) pasti masuk SURGA". Ada sahabat yang bertanya: " Bagaimana Ikhlasnya?" Beliau Bersabda: "Hendaknya engkau jauhi semua yang diharamkan Alloh SWT."(HR. Thabrani)
"Perbaharuilah iman iman kalian. Salah seorang sahabat bertanya: "Bagaimana cara memperbaharui iman-iman kami, ya Rasululloh? Beliau bersabda: " Perbanyak membicarakan kalimat Laa Ilaaha Illallah." (HR. Ahmad)
Bagaimana agar sifat iman dan yakin terhadap kalimat Laa Ilaaha Illallah ini masuk kedalam hati kita ?
Pertama, dakwahkan dan perbanyak membicarakan pentingnya kalimat Laa Ilaaha Illallah
Kedua, berlatih dengan membentuk halaqah yang didalamnya banyak membicarakan iman.
Ketiga, selalu berdoa memohon kepada Alloh SWT agar diberi hakikat iman
Para sahabat RA juga memiliki sifat Muhammadur Rasululloh, artinya Muhammad adalah utusan Alloh. Mereka yakin benar bahwa untuk mencapai maksud dan tujuan kebahagian dunia dan akhirat hanya bisa dicapai dengan mengikuti cara hidup baginda Rasululloh SAW.
Sedangkan fadzilah atau keuntungannya dari sifat ini di jelaskan dalam Al-Qur'an diantaranya:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran:31)
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".(QS, Yusuf : 108)
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al Ahzb:21)
Mengenai hadis-hadis yang menjelaskan fadzilah atau keuntungan sifat Muhammadur Rasululloh diantaranya:
"Tidak beriman salah seorang diantara kalian sebelum hawa nafsunya mengikuti agama yang aku bawa."
"Barangsiapayang menghidupkan sunnahku sungguh ia mencintaiku, dan barangsiapa mencintaiku maka ia akan bersamaku di Surga"
"Semua ummatku akan masuk surga kecuali yang enggan." Mereka bertanya " Wahai Rasululloh, siapakah yang enggan? Beliau menjawab "Barang siapa taat kepadaku ia akan masuk surga dan barang siapa yang menentangku berarti ia enggan".
Bagaimana agar sifat ini masuk kedalam hati dan menjadi sifat kita?
Pertama, dakwahkan tentang pentingnya sunnah Rasulullah SAW.
Kedua, latihan menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari hari
Ketiga, Senantiasa berdo'a kepada Alloh SWT agar diberikan sifat Muhammadur Rasululloh.

Hawa Nafsu


قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Dari Abu Muhammad Abdulloh bin Amr bin Al-Ash rodhiallohu ‘anhuma beliau berkata: Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa” (hadits hasan sahih yang kami riwayatkan dari Kitabul Hujjah dengan sanad yang sahih)
Penjelasan: Hadits ini adalah hadits yang terkenal dan hadits ini terdapat dalam Kitab At-Tauhid. Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa”. Hadits ini berderajat hasan sebagaimana yang dihasankan Imam Nawawi di sini. Bahkan beliau berkata ini adalah hadits yang hasan shahih.
Hadits ini dikatakan sebagai hadits hasan karena hadits ini sesuai dengan makna ayat Al Quran yaitu:
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS An Nisaa: 65)
Menganggap sebuah hadits memiliki derajat hasan karena memiliki makna yang sesuai dengan ayat Al Quran adalah mazhab yang dianut oleh banyak ulama terdahulu seperti Ibnu Jarir Ath Thobari dan sebagian ulama dan imam ahli hadits.
Perkataan nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pada hadits ini: “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa” memiliki makna bahwa keimanan yang sempurna tidak akan terwujud sampai hawa nafsu dan harapan seseorang mengikuti apa yang dibawa oleh Al Musthofa (nabi Muhammad) shalallahu ‘alaihi wa salam. Hal ini juga bermakna bahwa seseorang wajib mendahulukan kehendak Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan dengan kehendaknya serta mendahulukan syariat Rosululloh shalallahu ‘alaihi sallam dari pada hawa nafsunya. Jika terdapat pertentangan antara harapannya dengan sunnah, maka dia akan mendahulukan sunnah. Hal ini telah dijelaskan pada banyak ayat Al Quran dan hadits, seperti firman Alloh jalla wa ‘ala:
Katakanlah: “Jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” (QS At Taubah: 24)
Maka seseorang wajib untuk lebih mencintai Alloh dan Rosul-Nya dibandingkan selain keduanya. Jika seseorang sudah berbuat demikian, maka hawa nafsunya sudah mengikuti apa yang dibawa oleh Al Musthofa shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Maka makna perkataan Rosululloh shalalahu ‘alaihi wa sallam: “Tidak beriman salah seorang di antara kalian” adalah meniadakan kesempurnaan keimanan yang wajib. Makna ini adalah makna zhohir yang sesuai dengan kaidah yang telah kita pelajari sebelumnya. Pembicaraan tentang hal ini secara lebih lengkap terdapat dalam penjelasan Kitab At Tauhid.

Selasa, 12 November 2013

Puasa Asyura


Salamah ibnul Akwa' r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. mengutus seseorang untuk mengumumkan kepada manusia pada hari Asyura, (dalam satu riwayat: Beliau bersabda kepada seorang laki-laki dari suku Aslam, "Umumkanlah kepada kaummu atau kepada masyarakat 8/136) bahwa orang yang sudah makan bolehlah ia meneruskannya atau hendaklah ia berpuasa pada sisa harinya. Sedangkan, yang belum makan, maka janganlah makan." (Dalam satu riwayat: "Hendaklah ia berpuasa, karena hari ini adalah hari Asyura.")
Humaid bin Abdurrahman mengatakan bahwa ia mendengar Mu'awiyah bin Abu Sufyan r.a pada hari Asyura, pada tahun haji, berkata di atas mimbar, "Wahai penduduk Madinah, manakah ulama kalian? Aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Ini adalah hari Asyura dan tidak diwajibkan mengerjakan puasa atasmu. Tetapi, aku berpuasa. Barangsiapa yang menghendaki puasa, bolehlah berpuasa. Barangsiapa yang tidak menghendaki berpuasa, maka boleh tidak berpuasa.
Ibnu Abbas r.a. berkata, "Nabi tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Maka, beliau bertanya, 'Apakah ini?' Mereka menjawab, 'Hari yang baik (dalam satu riwayat hari besar 4/126). Ini adalah hari yang Allah pada hari itu menyelamatkan bani Israel dari musuh mereka. (Dalam satu riwayat: Hari yang pada saat itu Allah menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israel atas musuh mereka). Maka, Musa berpuasa pada hari itu sebagai pernyataan syukur kepada Allah, (dan kita berpuasa pada hari itu untuk menghormatinya' 4/269). Beliau bersabda, 'Aku lebih berhak (dalam satu riwayat: 'Kita lebih lebih layak) terhadap Musa daripada kamu sekalian (kaum Yahudi).' Lalu, beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan berpuasa pada hari itu." (Dalam riwayat lain: "Kalian lebih berhak terhadap Musa daripada mereka (kaum Yahudi), maka berpuasalah kalian." 5/212)