Minggu, 02 Desember 2012

Shalat Sunnah


Sunat salat Duha, sedikitnya dua rakaat, sempurnanya delapan rakaat dan pertengahannya empat atau enam rakaat serta dorongan untuk menjaganya
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. melakukan salat sunat Duha, tetapi akulah yang senantiasa melakukannya. Meskipun Rasulullah saw. tidak mengerjakannya, tetapi beliau senang untuk melakukannya. Hal itu karena beliau khawatir manusia akan mengerjakannya dan kemudian diwajibkan atas mereka. (Shahih Muslim No.1174)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Orang yang aku Cintai, yaitu Rasulullah saw. berpesan kepadaku akan tiga hal: Puasa tiga hari pada tiap bulan, salat Duha dua rakaat dan salat witir sebelum tidur. (Shahih Muslim No.1182)
Sunat melakukan salat sunat fajar dua rakaat dan dorongan untuk melaksanakannya, meringankan salat tersebut, menjaganya serta penjelasan tentang surat yang sunat dibaca dalam salat tersebut
Hadis riwayat Hafshah ra.: Dari Ibnu Umar, bahwa Hafshah, Ummul mukminin mengabarkan kepadanya bahwa ketika muazin selesai dari azan salat Subuh, Rasulullah saw. melakukan salat sunat dua rakaat dengan ringat sebelum salat Subuh dilaksanakan. (Shahih Muslim No.1184)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Adalah Rasulullah saw. apabila mendengar suara azan selesai dikumandangkan, beliau melakukan salat sunat fajar dua rakaat dan meringankan bacaan dalam salat tersebut. (Shahih Muslim No.1187)
Keutamaan salat sunat rawatib, sebelum dan sesudah salat wajib serta penjelasan tentang jumlahnya
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: Aku salat sunat bersama Rasulullah saw., dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah Isyak dan dua rakaat sesudah Jumat. Adapun Magrib, Isyak dan Jumat, aku salat sunat rawatib bersama Nabi saw. di rumah beliau. (Shahih Muslim No.1200)
Boleh salat sunat sambil berdiri atau duduk atau sebagian sambil berdiri dan sebagian lagi sambil duduk
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. membaca suatu ayat pun dalam salat malam sambil duduk kecuali setelah beliau sudah lanjut usia. Beliau membaca surat sambil duduk hingga ketika surat yang dibacanya tinggal tiga puluh atau empat puluh ayat, beliau membacanya sambil berdiri kemudian setelah itu beliau rukuk. (Shahih Muslim No.1205)
Hadis riwayat Aisyah ra.: Dari Abdullah bin Syaqiq, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah: Apakah Nabi saw. pernah salat sambil duduk? Aisyah menjawab: Pernah, yaitu setelah beliau berusia lanjut. (Shahih Muslim No.1209)
Salat malam dan jumlah rakaat yang dilakukan Nabi saw. bahwa witir itu satu rakaat dan salat satu rakaat adalah benar
Hadis riwayat Aisyah ra.: Bahwa Rasulullah saw. biasa melakukan salat malam sebanyak sebelas rakaat, satu rakaatnya adalah salat witir. Setelah selesai salat, beliau lalu membaringkan tubuhnya miring ke kanan sampai muazin mengumandangkan azan lalu beliau melakukan salat sunat dua rakaat dengan pendek. (Shahih Muslim No.1215)
Hadis riwayat Aisyah ra.: Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa ia bertanya kepada Aisyah ra.: Bagaimana salat Rasulullah saw. pada bulan Ramadan? Ia menjawab: Baik di bulan Ramadan maupun di bulan lainnya, Rasulullah saw. melakukan salat sunat tidak lebih dari sebelas rakaat. Beliau melakukannya empat rakaat dan jangan engkau tanyakan tentang kesempurnaan dan lamanya. Kemudian beliau melakukan empat rakaat lagi dan jangan pula engkau tanyakan tentang kesempurnaan dan lamanya. Kemudian beliau salat tiga rakaat. Aisyah berkata: Aku lalu bertanya: Wahai Rasulullah, apakah baginda tidur sebelum melakukan salat witir? Beliau bersabda: Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur namun hatiku terjaga. (Shahih Muslim No.1219)
Hadis riwayat Aisyah ra.: Dari Abu Ishak, ia berkata: Aku bertanya kepada Aswad bin Yazid tentang apa yang diceritakan oleh Aisyah kepadanya mengenai salat Rasulullah saw. Katanya: Rasulullah tidur pada permulaan malam dan bangun pada akhir malam. Kemudian apabila beliau punya kebutuhan terhadap istrinya, maka beliau akan memenuhi kebutuhan tersebut, kemudian tidur. Ketika terdengar azan pertama, beliau segera bangun untuk mengambil air. Jika tidak sedang dalam keadaan junub, beliau hanya berwudu seperti wudu untuk salat. Kemudian beliau melakukan salat sunat dua rakaat. (Shahih Muslim No.1223)
Hadis riwayat Aisyah ra.: Dari Masruq, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah tentang amal yang dilakukan Rasulullah saw. Dia menjawab: Beliau senang beramal yang berkesinambungan. Aku bertanya Lagi: Kapan beliau mengerjakan salat? Aisyah menjawab: Apabila mendengar suara ayam jantan berkokok beliau segera bangun dan melakukan salat. (Shahih Muslim No.1225)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Aku tidak pernah mendapati Rasulullah saw. pada akhir malam sebelum Subuh di rumahku atau di sisiku, kecuali beliau sedang tidur. (Shahih Muslim No.1226)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Adalah Rasulullah saw. apabila selesai melakukan salat dua rakaat, sunat fajar dan jika aku sudah bangun, maka beliau akan bercakap denganku dan kalau belum bangun, maka beliau akan rebahan. (Shahih Muslim No.1227)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. biasa melakukan salat malam. Apabila hendak melakukan salat witir beliau bersabda: Bangunlah dan lakukan salat witir, wahai Aisyah. (Shahih Muslim No.1228)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Setiap bagian waktu malam, Rasulullah saw. pasti melakukan salat witir dan beliau menyudahi witirnya sampai waktu sahur. (Shahih Muslim No.123)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum wr. wb.
Silahkan kasih komentar atau tulisan, dan saran apapun juga.

Wassalam