Rabu, 19 Mei 2010

Nasehat Syaikh Salim Bin Ied Al-Hilali

NASEHAT SYAIKH SALIM BIN ‘IED AL-HILALI
Kata Pengantar.
Artikel ini, diambil dari kata sambutan Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali, murid kepercayaan Syaikh Muhaddits Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah, dalam acara Ad-Daurah asy-Syariyah fi al-Masa’il al-’Aqadiyah wa al-Manhajiyah, yg diselenggarakan di Ma’had Ali al-Irsyad Surabaya tanggal 15-18 Dzul Qa’dah 1421H, yg diprakarsai oleh Ustadz Abdur Rahman at-Tamimi dan Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, dibantu oleh beberapa da’i salafi lainnya. Alhamdulillah daurah tersebut dihadiri dan diikuti tdk kurang dari empat ratusan da’i salafi dan penuntut ilmu di Indonesia.
Kemudian, kata sambutan Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali sengaja kami salin ulang dalam website almanhaj dgn judul Nasehat, besar harapan kami bisa diambil manfaat dan faedah oleh kita semua.
___________________________
Saudara-saudara, saudara-saudara yg tercinta ! Sesungguh ini betul-betul mrpk pertemuan mulia. Yaitu pada hari yg diberkahi ini, hari sayidul Ayyam, hari Jum’at, kami bertemu dgn saudara-saudara kami. Kami dikumpulkan dgn mereka oleh manhaj sunni salafi, manhaj yg mempersatukan dan tdk memecah belah, manhaj yg memperpadukan hati dan tdk menjadikan berselisih.
Oleh krn itu manhaj ini ialah manhaj Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Ahlu Sunnah, tdk mempunyai nama lain yg menjadikan mereka menonjol kecuali sunnah, tdk mempunyai bentuk lain yg menyebabkan mereka dikenal kecuali sunnah, dan …. (ada kata-kata yg terhapus..) kecuali dgn sunnah.
Hati-hati mereka bersatu di atas sunnah, hati-hati mereka mencintai sunnah. Mereka berjanji untuk membela Sunnah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ya, wahai saudara-sauadaraku, sesungguh kita berada di zaman asing. Ya, wahai saudara-saudara yg kucintai, sesungguh kita berada di zaman yg dekat, akan tetapi perkara itu tdk akan (dpt) berkata ….
Sesungguh Islam pasti datang … datang… dan datang. Islam pasti tersebar …. tersebar … dan tersebar, seperti telah diberitakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan telah dijanjikan di dalam Kitab-Nya, dan juga telah dijanjikan di dalam Sunnah Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg mutawatir.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Arti : Dialah Allah yg telah mengutus Rasul-Nya dgn membawa petunjuk dan agama yg benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tdk menyukai” [At-Taubah : 33]
Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan dalam Kitab-Nya, bahwa Allah pasti memenangkan agama-Nya, pasti membenarkan nabi-Nya, pasti memenangkan golongan-Nya dan pasti akan menjadikan orang yg berjalan pada manhaj Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Khalifah/penguasa.
Sesungguh Islam dimasa mendatang ialah Islam Sunni. Sesungguh Islam yg akan datang ialah Islam Salafi. Sesungguh tegak kekhalifahan dan kemenangan yg kita tunggu-tunggu dan terus kita dengungkan, ialah kemenangan yg terjadi melalui tangan-tangan orang-orang itu, generasi-generasi orang-orang itu, generasi yg beriman kpd Kitab Allah, dan beriman kpd Sunnah sesuai dgn pemahaman Salaful Ummah, sesuai dgn pemahaman Abu Bakar, sesuai dgn pemahaman Umar, sesuai dgn pemahaman Utsman, sesuai dgn pemahaman Ali dan sesuai dgn pemahaman para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg lain.
Renungkanlah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yg berderajat hasan, yaitu hadits Hudzaifah, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memeberitakan …. maka Nabi bersabda.
“Arti : Adalah di tengah-tengah kamu (masa) kenabian sesuai dgn apa yg dikehendaki oleh Allah adanya, kemudian Allah menghilangkan manakala Dia berkehendak. Kemudian akan ada (masa) khilafah Rasyidah yg berjalan berdasarkan Minhaj (jalan) kenabian sampai pada (masa) yg dikehendaki oleh Allah adanya, kemudian Allah menghilangkan manakala Dia berkehendak. Setelah itu akan ada kerajaan yg menggigit dgn kuat (berpegang pada sunnah) hingga pada waktu yg dikehendaki oleh Allah adanya, kemudian Allah menghilangkan manakala Dia berkehendak. Sesudah itu akan ada kerajaan yg sewenang-wenang sampai pada waktu yg dikehendaki oleh Allah adanya, kemudian Allah menghilangkan manakala Dia berkehendak. Kemudian akan ada Khilafah Rasyidah yg berjalan berdasarkan Minhaj (jalan) kenabian. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diam” [Hadits Shahih Riwayat Imam Muslim, Ahmad, Lihat Silsilah Shahihah No. 5]
Ya, demikianlah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan tahapan-tahapan yg dilalui umat ini. Tahap kenabian, dan ini sudah berlalu dgn kematian nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian (tahap) khilafah yg berjalan berdasarkan sunnah Nabi, berjalan berdasarkan manhaj Nabi dan melangkah mengikuti langkah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Itulah dia Khilafah Rasyidah yg berjalan sesuai dgn minhaj kenabian. Itulah dia Khilafah Abu Bakar, Khilafah Umar, Khilafah Utsman dan Khilafah Ali. Kemudian berputarlah roda Islam, lalu Allah memberikan kerajaan (kekuasaan)-Nya kpd siapa yg Dia kehendaki. Dan saat itu ialah kerajaan yg menggigit (berpegang) kuat (pada sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam). Setelah itu berputar lagi roda Islam, maka berganti dgn kerajaan-kerajaan yg sewenang-wenang. Sementara roda Islam akan terus berputar, dan kemudian akan ada Khilafah Rasyidah yg berjalan sesuai dgn minhaj kenabian.
Renungkanlah, Khilafah Rasyidah yg akan ada di akhir zaman, persis seperti dgn Khilafah yg ada di awal zaman. Itulah dia Khilafah yg ditegakkan oleh orang-orang yg berada pada manhaj para Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bergembiralah anda sekalian, demi Dzat yg jiwaku ada ditangan-Nya, sesungguh saya melihat terbit fajar baru bagi dakwah ini, dakwah Salafiyah yg penuh berkah. Betapapun berbagai golongan melakukan tipudaya terhadapnya. Sekalipun berbagai firqah berupaya menerkamnya, mereka ingin menggulungnya. Tetapi Allah (niscaya) akan melaksanakan apa yg menjadi keputusan-Nya, namun kebanyakan manusia tdk mengetahui. Sesunguh dakwah Salafiyah ialah dakwah yg dijaga oleh Allah dan Allah berjanji akan menolongnya. Akan tetapi kita sehrs menjadi tentara dakwah salafiyah ini, tentara yg memenuhi seruan dakwah salafiyah. Kita (hrs) memahami dakwah ini sebagaimana para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memahaminya. Kita melaksanakan dakwah ini sebagaimana para Salafus Shalih melaksanakannya. Kita (sepenuhnya) percaya, seperti kepercayaan kita terhadap agama (Islam) bahwa masa depan (yg gemilang -pent) akan diraih oleh dakwah Salafiyah, sebab dakwah salafiyah ialah agama (Islam) itu sendiri.
Oleh krn itu, wahai saudara-saudaraku tercinta, yg diharapkan dari anda sekalian ialah hendak anda sekalian menjadi singa-singa sunnah di negeri ini. Hendak anda sekalian menjadi macan-macan faham Salafus Shalih di negeri ini. Anda angkat kepala anda tinggi-tinggi, angkat suara anda keras-keras untuk (menyuarakan) dakwah menuju Kitab, Sunnah dan pemahaman Salaful Ummah. Jangan terperdaya oleh banyak orang-orang binasa. Dan jangan pula menjadi sedih krn sedikit orang-orang yg menempuh (jalan kebenaran). Sebagaimana dikatakan oleh al-Fudhail bin Iyadh :
“Kamu hrs berpegang pada jalan-jalan petunjuk sekalipun sedikit jumlah penempuhnya. Dan jangan sekali-kali kamu menempuh jalan-jalan kesesatan sekalipun banyak jumlah orang-orang yg binasa menempuhnya”.
Sesungguhnya, apabila jumlah yg banyak, berpegang pada Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah serta pemahaman Salafus Shalih, sesungguh jumlah itu ialah kelompok yg selamat, firqah yg pasti akan diberi kemenangan dan golongan yg melalui tangan-tangan mereka akan terwujud kejayaan Islam.
Saya berharap agar Allah memberikan taufiq kpdku dan kpd anda semua untuk berjalan menempuh manhaj yg benar ini. (Saya juga berharap kpd Allah) apabila saya lupa -tetapi saya tdk lupa- untuk mengarahkan rasa terima kasih saya, dan saya tambahkan suara saya pada suara saudara saya yg tercinta Ali (bin Hasan) -hafidzahullah- bahwa saya berterima kasih kpd para pengampu Ma’had Diniyah al-Irsyad di Surabaya, terutama al-akh Syaikh yg mulia Abdur Rahman at-Tamimi[1].
Saya memohon kpd Allah agar Dia memberikan kesempurnaan kpd kami, kpd (Abdur Rahman at-Tamimi) dan kpd anda sekalian (dalam berpegang pada) al-Qur’an dan Sunnah sesuai dgn pemahaman Salaful Ummah. Juga agar Allah memantapkan kita dijalan kebenaran ini hingga kita menemui-Nya.
[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun V/1421H/2001M hal. 39-40]
_________
Foot Noote
[1]. Ustadz Abdur Rahman at-Tamimi ialah termasuk salah satu Panitia dan juga bertindak sebagai tuan rumah Daurah asy-Syar’iyah fi al-Masa’il al-’Aqadiyah wa al-Manhajiyah, yg diselenggarakan tanggal 15-18 Dzul Qa’dah 1421H di Ma’had Diniyah al-Irsyad Surabaya.
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=832&bagian=0
Sumber Nasehat Syaikh Salim Bin Ied Al-Hilali : http://alsofwah.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum wr. wb.
Silahkan kasih komentar atau tulisan, dan saran apapun juga.

Wassalam