Jumat, 29 Oktober 2010

Jangan Mencela Waktu

Perlu kita ketahui bersama bahwa mencela waktu adalah kebiasaan orang-orang musyrik. Mereka menyatakan bahwa yang membinasakan dan mencelakakan mereka adalah waktu. Allah pun mencela perbuatan mereka ini. Allah Ta'ala berfirman "Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan didunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita masa (waktu)", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja." ( QS. Al Jatsiyah〈45〉: 24 ).

Jadi, mecela waktu sesuatu yang tidak disenangi oleh Allah. itulah kebiasaan orang Musyrik dan hal ini adalah kebiasaan jelek. Begitu juga dalam bebagai Hadist disebutkan mengenai larangan mencela waktu.

Dalam Shohih Muslim, dibawakan Bab dengan judul "Larangan mencela waktu (addahr)". Di antaranya terdapat hadist dari Abu Hurairah, Rasulullah saw, bersabda. "Allah Azza Wa Jalla berfirman, Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mencela waktu, padahal Aku adalh (pengatur) waktu, Akulah yang membolak-ballikkan malam dan siang." ( HR. Muslim no. 6000 )

Dalam lafadz yang lain, beliau shalllallau 'alaihi wa sallam bersabda, " Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mengatakan 'Ya Khoybah dahr' (ungkapan mencela waktu,pen). Janganlah seseorang di antara kalian mengatakan 'Ya khoybah dahr' (dalam rangka mencela waktu). Karena Aku adalah(pengatur) waktu. Aku-lah yang membalikkan malam dan siang. Jika suka, Aku akan menggenggam kleduanya." (HR. Muslim no. 6001).

An Nawawi ra dalam Shohih Muslim (7/419) mengatakan bahwa orang Arab dahulu biasanya mencela masa (waktu) ketika tertimpa berbagai macam musibah seperti kematian, kepikunan, hilang (rusak)-nya harta dan lain sebagainya sehingga mereka mengucapkan 'Ya Khoybah dahr' dan ucapan celaan lainnya yang ditujukan kepada waktu.
Setelah dikuatkan dengan berbagai dalil diatas, jelaslah bahwa mencela waktu adalah sesuatu yang terlarang. kenapa demikian? Karena Allah sendiri mengatakan bahwa Dia-lah yang mengatur siang dan malam. Apabila seseorang mencela waktu dengan menytakan bulan ini adalah bulan sial atau bulan ini selalu membuat celaka, maka sama saja dia mencela Pengatur Waktu, yaitu Allah 'Azza wa Jalla.
Perlu diketahui bahwa mencela waktu bisa membuat kita terjerumus dalam dosa bahkan bisa membuat kita terjurumus dalam syirik akbar ( syirik yang mengeluarkan pelaku nya dalam Islam ).

Perhatikanlah rincian Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimi rahimahullah dalam kitabit Tauhid berikut.
Mencela Waktu Itu Terbagi Menjadi Tiga Macam :

Pertama;
Jika dimaksudkan hanya sekedar berita dan bukanlah celaan, kasus semacam ini. Misalnya ucapan "kita sangat kelelahan karena hari ini sangat panas" atau semacamnya . Hal ini diperbolehkan karena setiap amalan tergantung niatnya. Hal ini juga dapat dilihat padad perkataan Nabi Luth 'alaihissalan, Ini adalah hari yang amat sulit." (QS. Hud〈11〉: 77)

Kedua;
Jika menganggap bahwa waktulah pelaku yaitu yang membolak-balikkan perkara menjadi menjadi baik dan buruk, maka ini bisa termauk syirik akbar. Karena hal ini berarti kita meyakini bahwa ada pencipta bersama Allah yaitu kita menyandarkan berbagai kejadian pada selain Allah. Barang siapa meyakini ada pencipta selain Allah maka dia kafir.

Ketiga;
Jika mencela waktu karena waktu adalah tempat terjadinya perkara yang dibenci, maka ini adalah haram dan tidak sampai deraja syirik. Tindakan bodoh yang menunjukkan kurangnya akal dan agama. Hakikat mencela waktu, sama saja dengan mencela Allah kaena Dia-lah yang mengatur waktu, di waktu tersebut Dia menghendaki adanya kebaikan maupun kejelekan. Maka waktu bukanlah pelaku. Tindakan mencela waktu semacam ini bukanlah bentuk kekafiran karena orang melakukannya tidaklah mencela Allah secara langsung.

Maka perhatikanlah saudaraku, mengatakan bahwa waktu tertentu atau bulan tertentu adalah bulan sial atau bulan celaka atau bulan penuh bala bencana, ini sama saja mencela waktu dan ini adalah sesuatu yang terlarang. Mencela waktu bisa menjadi haram, bahkan bisa termasuk perbuatan syirik. Hati-hatilah dengan melakukan perbuatan semacam ini. Oleh karena itu, jagalah selalu lisan ini dari banyak mencela. Jagalah hati yang selalu merasa gusar dan tidak tenang ketika bertemu dengan satu waktu atau bulan yang kita anggap membvawa malapetaka. Ingatlah di sisi kita selalu ada malaikat yang akan mengawasi tindak-tanduk kita.

"Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan para Malaikat Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri." (QS. Qaaf 〈50〉: 16-17)

Semoga Allah swt memberi Taufik untuk menjaga lisan ini dari murka-Nya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum wr. wb.
Silahkan kasih komentar atau tulisan, dan saran apapun juga.

Wassalam